Mogok kerja yang telah berlangsung selama hampir sepekan oleh nelayan, buruh, dan anak buah kapal (ABK) telah berdampak luas, khususnya bagi para pemindang yang kekurangan pasokan ikan.
Ketua Paguyuban Pemindang Ikan (PPIP) H. Winarso menjelaskan, kapal ikan tidak melaut karena perizinan kapal yang tidak selesai berbulan-bulan. Pun demikian pabrik dan cold storage di Muara Baru tutup karena tidak kuat menanggung kenaikan tarif sewa lahan sebesar 450 perse lebih.
"Ini menjadi masalah dalam sistem kemaritiman Indonesia," tegasnya.
Padahal Presiden Jokowi menginginkan dunia kemaritiman Indonesia semakin maju dengan stok ikan yang meningkat, dan memanfaatkan industri perikanan untuk kesejahteraan nelayan, memenuhi konsumsi ikan lokal serta mendatangkan devisa ekspor. Untuk itu, kata Winarso, PPIP meminta Perum Perindo memberikan solusi agar para nelayan, buruh dan ABK bisa kembali melaut.
"Kalau bahan baku tidak ada, bagaimana bisa kami buat ikan pindang. Sementara konsumen se-Jabodetabek dan Jabar sangat membutuhkan ikan pindang," tutur Winarso dalam pertemuan dengan Perum Perindo, Jumat (14/10) lalu.
Anggota PPIP yang jumlahnya ribuan ini mengaku aksi mogok kerja di Pelabuhan Muara Baru sangat berdampak pada usaha mereka. Pasalnya, PPIP yang anggotanya kebanyakan pedagang menengah dan kecil sangat bergantung kepada Pelabuhan Muara Baru.
"90 persen pedagang ikan pindang di Jabar dan Jabodetabek bahan bakunya dari Pelabuhan Muara Baru. Selain harganya murah, jenis ikannya lebih lengkap dibanding pelabuhan lainnya," tambah Hasto, pedagang ikan pindang yang membawahi 40 pengecer di pasar Kramat Jati.
PPIP juga meminta Perum Perindo untuk segera mengambil langkah yang bijaksana agar perusahaan perikanan dan
cold storage kembali beroperasi. Sebab, jika mogok terus berlanjut, pedagang ikan pindang akan kesulitan mencari bahan baku
"Pendapatan kami turun hingga 50 persen. Kalau biasanya kami dapat Rp 1 juta sampai Rp 4 juta, sekarang tinggal separuhnya. Kalau bahan baku kosong, terpaksa kami harus mencari di luar Jawa, tambah berat lagi beban kami, harapan kami bapak Presiden segera lihat kondisi kami di lapangan," keluh Indra, pedagang ikan pindang yang membawahi 25 pengecer di Pasar Minggu.
[wid]