Pelaku usaha menyambut gembira upaya pemerintah memberantas pungutan liar (pungli) di Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Mereka berharap penegakan hukum tersebut juga dilakukan di instansi lainnya.
Ketua Umum Indonesian NaÂtional Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto meÂmastikan, praktik pungli masih marak di banyak instansi.
"Saya jamin bukan hanya di sana (Kemenhub) saja, tapi di hampir semua (instansi) pasti ada," kata Carmelita kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Meme, panggilan akrab Carmelita, mengatakan, KeÂmenhub sebenarnya selama satu tahun terakhir telah melakukan upaya pembenahan. Mereka sudah mengubah layanan dari manual menjadi online.
Menurut Meme, dengan terÂungkapnya kasus pungli, KeÂmenhub harus melakukan evaluÂasi. Sebab, kasus itu menunjukÂkan sistem baru belum berjalan dengan baik. "Sistem online harus diperbaiki. Sistem harus bisa menutup celah terjadinya pungli," harapnya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Roslan P Roslani juga mengungkapÂkan hal serupa. "Masih banyak pungli terjadi di mana-mana. Itu terjadi karena kita ketemu orang," ungkap Rosan.
Rosan mengatakan, untuk meminimalisir terjadinya praktik pungli, semua perizinan harus segera diubah dengan layanan online. Sementara untuk perizinan yang sudah online, harus dievaluasi untuk memastikan sistem berjalan baik.
Selain itu, menurut Rosan, pengawasan harus diperkuat. Semua lembaga/instansi harus bisa mengawasi perizinan di instansinya masing-masing untuk memastikan bahwa proses perizinan tidak berbelit-belit.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita sependapat dengan para pelaku usaha. Dia menilai, layanan online memang cara ampuh untuk menekan praktik pungli.
"Dengan layanan online, masyarakat selaku pengguna jasa dan layanan tidak perlu berÂtemu langsung dengan petugas yang artinya bisa mengurangi celah terjadi pungli," katanya.
Untuk memastikan layanan online berjalan dengan baik, lanjut Enggar, semua proses perizinan harus transparan dan jelas. Dengan demikian, pelaku usaha tidak harus bertemu denÂgan birokrat hanya untuk berÂtanya-tanya.
Enggar mengungkapkan, di kementeriannya sudah menerapkan sistem layanan online. Antara lain layanan di perdagangan luar negeri.
Daya Saing TurunMenteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta pengusaha segera melaporkan jika mengalami pungli di keÂmenteriannya.
"Pungli-pungli tidak boleh ada lagi. Kalau masih ada pekerja atau staf di kementerian saya yang bermain-main dengan pungli, yang memÂbuat
cost ekonomi tinggi, birokrasi makin panjang, tolong laporkan. Saya punya
twitter, nomor
handphone. Saya tidak akan segan untuk menindak, kita babat," tegas Susi.
Susi menuturkan, pemberanÂtasan pungli sangat diperlukan. Karena, daya saing versi World Economic Forum, peringkat Indonesia turun dari 37 menÂjadi 41.
"Penurunan daya saing itu terÂjadi dari korupsi dan birokrasi. Jadi kita harus pangkas saja yang tidak perlu," kata Susi.
Dia yakin, pemberantasan pungli bisa memberikan keÂmudahan dan kepastian dalam investasi. Susi berharap, pengusaha tidak ragu lagi berinvestasi di negeri sendiri.
"Saya harap pebisnis memanÂfaatkan momen seperti ini. Jadi saya harap semua segeralah, ikan sudah banyak sekarang. Bikin kapal, kredit ambil dari perbankan. Kenapa harus jadi agen dari kapal asing," cetus bos Susi Air itu.
Seperti diketahui, pemerintah sedang gencar melakukan pemÂberantasan pungli. Dua hari lalu, Kepolisian menangkap pejabat di Kemenhub karena diduga melakukan pungli pada layanan perizinan laut dan darat.
Sebelumnya, kepolisian juga menangkap dua petugas di Pelabuhan Belawan yang melakukan pungli. Keduanya memeras pengusaha ratusan juta untuk mengurus biaya bongkar muat
(dwelling time). ***