Berita

Susi Pudjiastuti/Net

Hukum

Pengusaha Nyanyi, Pungli Masih Marak Di Mana-mana

Menteri Susi: Laporkan, Akan Kita Babat!
KAMIS, 13 OKTOBER 2016 | 09:57 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pelaku usaha menyambut gembira upaya pemerintah memberantas pungutan liar (pungli) di Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Mereka berharap penegakan hukum tersebut juga dilakukan di instansi lainnya.

Ketua Umum Indonesian Na­tional Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto me­mastikan, praktik pungli masih marak di banyak instansi.

"Saya jamin bukan hanya di sana (Kemenhub) saja, tapi di hampir semua (instansi) pasti ada," kata Carmelita kepada Rakyat Merdeka, kemarin.


Meme, panggilan akrab Carmelita, mengatakan, Ke­menhub sebenarnya selama satu tahun terakhir telah melakukan upaya pembenahan. Mereka sudah mengubah layanan dari manual menjadi online.

Menurut Meme, dengan ter­ungkapnya kasus pungli, Ke­menhub harus melakukan evalu­asi. Sebab, kasus itu menunjuk­kan sistem baru belum berjalan dengan baik. "Sistem online harus diperbaiki. Sistem harus bisa menutup celah terjadinya pungli," harapnya.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Roslan P Roslani juga mengungkap­kan hal serupa. "Masih banyak pungli terjadi di mana-mana. Itu terjadi karena kita ketemu orang," ungkap Rosan.

Rosan mengatakan, untuk meminimalisir terjadinya praktik pungli, semua perizinan harus segera diubah dengan layanan online. Sementara untuk perizinan yang sudah online, harus dievaluasi untuk memastikan sistem berjalan baik.

Selain itu, menurut Rosan, pengawasan harus diperkuat. Semua lembaga/instansi harus bisa mengawasi perizinan di instansinya masing-masing untuk memastikan bahwa proses perizinan tidak berbelit-belit.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita sependapat dengan para pelaku usaha. Dia menilai, layanan online memang cara ampuh untuk menekan praktik pungli.

"Dengan layanan online, masyarakat selaku pengguna jasa dan layanan tidak perlu ber­temu langsung dengan petugas yang artinya bisa mengurangi celah terjadi pungli," katanya.

Untuk memastikan layanan online berjalan dengan baik, lanjut Enggar, semua proses perizinan harus transparan dan jelas. Dengan demikian, pelaku usaha tidak harus bertemu den­gan birokrat hanya untuk ber­tanya-tanya.

Enggar mengungkapkan, di kementeriannya sudah menerapkan sistem layanan online. Antara lain layanan di perdagangan luar negeri.

Daya Saing Turun

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta pengusaha segera melaporkan jika mengalami pungli di ke­menteriannya.

"Pungli-pungli tidak boleh ada lagi. Kalau masih ada pekerja atau staf di kementerian saya yang bermain-main dengan pungli, yang mem­buat cost ekonomi tinggi, birokrasi makin panjang, tolong laporkan. Saya punya twitter, nomor handphone. Saya tidak akan segan untuk menindak, kita babat," tegas Susi.

Susi menuturkan, pemberan­tasan pungli sangat diperlukan. Karena, daya saing versi World Economic Forum, peringkat Indonesia turun dari 37 men­jadi 41.

"Penurunan daya saing itu ter­jadi dari korupsi dan birokrasi. Jadi kita harus pangkas saja yang tidak perlu," kata Susi.

Dia yakin, pemberantasan pungli bisa memberikan ke­mudahan dan kepastian dalam investasi. Susi berharap, pengusaha tidak ragu lagi berinvestasi di negeri sendiri.

"Saya harap pebisnis meman­faatkan momen seperti ini. Jadi saya harap semua segeralah, ikan sudah banyak sekarang. Bikin kapal, kredit ambil dari perbankan. Kenapa harus jadi agen dari kapal asing," cetus bos Susi Air itu.

Seperti diketahui, pemerintah sedang gencar melakukan pem­berantasan pungli. Dua hari lalu, Kepolisian menangkap pejabat di Kemenhub karena diduga melakukan pungli pada layanan perizinan laut dan darat.

Sebelumnya, kepolisian juga menangkap dua petugas di Pelabuhan Belawan yang melakukan pungli. Keduanya memeras pengusaha ratusan juta untuk mengurus biaya bongkar muat (dwelling time). ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya