Berita

Foto/Net

Bisnis

Pemerintah Jangan Bernafsu Garap KA Sedang Ke Surabaya

KCIC Masih Sulit Bebaskan Lahan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
RABU, 12 OKTOBER 2016 | 09:53 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah saat ini mewacanakan pembangunan kereta berkecepatan sedang atau medium speed train MST) Jakarta-Surabaya yang rencananya menggandeng perusahaan Jepang. Padahal, proyek kereta cepat atau high speed train (HST) Jakarta-Bandung hingga kini masih mangkrak.

Meski sudah mendapat izin pembangunan jalur (trase) dari Kementerian Perhubungan (Ke­menhub), proyek yang konsorsi­umnya berisi empat BUMN itu masih terkendala pembebasan lahan. Pengadaan lahan belum tuntas atau baru 60 persen dari total kebutuhan.

Direktur PT Kereta Cepat In­donesia China (KCIC) Dwi Win­darto mengatakan, pembebasan lahan menjadi kendala utama yang menyebabkan pengerjaan proyek kereta cepat terhambat.


"Perizinannya sempat terk­endala, namun sekarang sudah clear. Tinggal pendanaan dan pembebasan lahan yang mesti dikebut," kata Dwi di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, KCIC tengah mempersiapkan pengerjaan kon­struksi besar prasarana kereta api (KA). Rencananya, penger­jaan ini mulai dibangun pada Oktober-November di sekitar jalan tol Jakarta-Cikampek. Rute ini termasuk dalam trase KA cepat sepanjang 142,3 km yang membentang dari Halim (Jakarta Timur) hingga Tegal­luar, Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

"Ada beberapa lokasi kerja kereta cepat dalam progres persiapan. Kita sudah lakukan pemagaran pada beberapa ruas di jalan tol. Target pekerjaan besar dimulai pada Oktober atau November nanti," kata Dwi.

Sebelumnya, proyek raksasa senilai 5,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 66,3 triliun yang me­libatkan PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) Persero itu juga terkendala pencairan pinjaman.

Direktur Utama KCIC Hang­goro Budi Wiryawan menam­bahkan, perusahaan patungan Indonesia-China ini secara paralel tengah mengurus pen­cairan pinjaman dari China Development Bank (CDB)

"Kami memang punya target, tapi saya mohon maaf tidak bisa eksplisit menyebutkan kapan target itu sebenarnya. Ini me­mang sudah keluar dari target, kami membuat action program yang lebih ketat lagi," ujarnya.

Ia mengemukakan, perseroan masih melengkapi prosedur finalisasi pembiayaan (financial closing) agar pinjaman dari CBD segera cair. KCIC, lanjut dia, su­dah punya rencana menggenjot pengerjaan proyek tersebut jika pendanaannya sudah cair. Salah satu rencananya adalah memper­banyak jadwal kerja dari sebe­lumnya dua shift menjadi tiga shift untuk mengejar target.

Terpisah, Menteri Perhubun­gan (Menhub) Budi Karya Suma­di menjelaskan, pihaknya sudah memberikan izin pembangunan KA cepat. Dengan demikian, KCIC bisa melakukan pemban­gunan prasarana HST tersebut.

"Kemenhub saya pikir tugasnya sudah selesai. Kami sudah mem­berikan izin. Ini tinggal berkoordi­nasi saja dengan para investor mau­pun Kementerian BUMN. Kapan proyek itu dimulai," katanya.

Pengamat BUMN Ferdi­nand Hutahaean mengatakan, wacana pembangunan proyek kereta berkecepatan sedang Jakarta-Surabaya di tengah mangkraknya proses pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung patut dipertanyakan.

"Kereta cepat kan tidak masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), tapi dipaksakan. Ini kan aneh. Sekarang muncul wacana bikin kereta se­dang. Padahal, sisi kebutuhan dan urgensinya tidak ada. Kesannya malah bagi-bagi proyek," kata Fer­dinand kepada Rakyat Merdeka.

Ketimbang menggarap proyek yang prestisius tanpa target jelas, menurut dia, pemerintah sebai­knya memaksimalkan BUMN kereta api dan industrinya agar bisa memperbaiki kinerja dan menghadirkan pelayanan yang lebih baik.

"Mending kembangkan KAI dan PT Industri Kereta Api (IN­KA). Bikin transportasi kereta jadi lebih nyaman dan aman. Ini lebih bermanfaat dan tidak seke­dar bagi-bagi proyek," tegasnya.

Seperti diketahui, Menko Bi­dang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan melakukan kunjungan kerja ke Jepang untuk mengun­dang Negeri Matahari Terbit mengerjakan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.

Luhut menjelaskan, kereta semi cepat Jakarta-Surabaya nantinya berkecepatan 180 km/jam hingga 200 km/jam dan akan mempersingkat waktu tem­puh menjadi sekitar 3,5 jam.

"Jalurnya akan berupa rel ganda dimanfaatkan membantu operasi angkutan peti kemas dry port antara Jakarta-Semarang-Surabaya," kata Luhut. *** 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya