Berita

Politik

Jokowi Dan Polisi Jangan Coba Tutupi Kesalahan Ahok

SABTU, 08 OKTOBER 2016 | 12:15 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Jika negara tidak menyikapi serius tindakan Gubernur Jakarta, Basuki Purnama atau Ahok, yang menyinggung perasaan umat beragama, berarti negara telah gagal menegakkan keadilan.

Demikian disampaikan aktivis politik yang menjabat Ketua Jas Rakyat, Yudi Syamhudi Suyuti, menanggapi pernyataan Ahok yang mengungkit Al Quran Surat Al Maidah 51 sehingga menimbulkan kecaman dari sebagian umat Islam.

"Sejak Ahok menyebut umat Islam dibohongi dan dibodohi Al Quran tanpa mau mengakui kesalahannya, berbondong-bondong organisasi Islam melapor ke Bareskrim. Apa yang dilakukan Ahok ini sama saja menantang seluruh pemeluk Islam dan menganggap umat Islam adalah umat yang bodoh," kata Yudi.


Menurut dia, apa yang sudah diucapkan Ahok tidak sama dengan apa kemudian diklarifikasinya sendiri. Yudi menganggap dalam struktur kalimat pada rekaman video yang beredar secara jelas Ahok menyatakan surat Al Maidah membohongi dan membodohi.

Karena itu, ia berharap kepolisian bisa bertindak adil dan tegas dalam menangani laporan dari organisasi-organisasi Islam itu. Ia juga meminta Presiden Joko Widodo tidak ikut melindungi Ahok.

 "Tapi Ahok beralasan tidak mengatakan seperti itu. Dan atas kesalahannya pun, Ahok tidak merasa perlu minta maaf. Kita perlu mencermati, tindak lanjut Bareskrim ini mampu menegakkan hukum atau justru malah membela Ahok. Dan kita juga harus lihat, apakah Jokowi sebagai Presiden juga ikut melindungi Ahok," katanya.

Ia mengatakan, jika perbuatan Ahok yang merusak kehidupan sosial malah dipandang sebagai tindakan biasa-biasa saja, berarti negara gagal dalam penegakan keadilan. Negara juga tidak mampu melindungi kebebasan beragama, karena membiarkan seseorang mengolok-ngolok agama yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.

"Tentu dengan gagalnya negara menegakkan keadilan, maka rakyat berhak dan sah untuk ambil alih negara bersama-sama. Perlu kita ingatkan bahwa rakyat adalah pemilik negara. Dan jika umat Islam bersatu, maka sangat mudah rakyat mengambil alih negara," pungkasnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya