Berita

TB Ardi Januar/Dok

Publika

Saya Dukung Ahok, Dia Gubernur Langka!

JUMAT, 07 OKTOBER 2016 | 19:08 WIB

DALAM sejarah bangsa ini berdiri, jarang sekali ada kepala daerah yang tingkat popularitasnya dapat menandingi pejabat tingkat pusat termasuk presiden. Mungkin hanya beberapa saja kepala daerah yang dikenal hingga level nasional dengan beragam gebrakan dan peninggalan. Sebut saja semisal RM Suryo, Ali Sadikin, Basofi Sudirman, Solichin GP, Yogie Suardi Memet dan Sutiyoso.

Namun beberapa tahun terakhir, ada satu sosok kepala daerah yang sangat populer dan setiap hari namanya selalu muncul di media massa. Dia adalah Gubernur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Aksi orang satu ini kerap menjadi buah bibir di dunia maya ataupun dunia nyata. Bahkan beberapa hari kebelakang, eksistensi Ahok di media massa seakan mengubur popularitas Presiden Jokowi.

Namun, ketenaran seseorang tidak melulu berbanding lurus dengan prestasi. Banyak juga tokoh yang sangat populis karena kontroversi. Farhat Abbas misalnya. Pengacara muda ini sangat dikenal publik dan sudah beberapa kali menjadi obrolan media massa hingga tingkat ibu-ibu arisan. Begitu pula dengan Gatot Brajamusti dan yang paling mutakhir adalah Kangjeng Dimas Taat Pribadi. Namun ketiganya bukanlah pribadi yang diingat karena prestasi, melainkan karena kontroversi.


Bagaimana dengan Ahok?

Ya, Ahok sangatlah populer. Saya sangat mengamini bila popularitas Ahok paling tinggi dibanding dua rivalnya yang akan bertarung dalam Pilgub DKI nanti yakni Anies Rasyid Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono. Namun menurut saya, tingkat keterkenalan Ahok bukanlah karena prestasi, tetapi lebih kepada hal-hal yang sifatnya kontroversi dan berpotensi melahirkan benci.

Hanya dalam kurun waktu sepekan saja, Ahok sudah beberapa kali melakukan tindakan kontroversi yang berakibat pada meningkatnya popularitas dan meningkat pula ketidaksukaan dan kebencian publik kepadanya.

Beberapa hari lalu Ahok pernah menuding Sandiaga Uno sebagai pengemplang pajak karena mengikuti Tax Amnesty. Padahal, tax amnesty adalah terobosan pemerintah untuk memperkuat keuangan negara yang diikuti oleh ribuan pengusaha. Maksud hati menyerang Sandi, tapi dia lupa bila program ini juga diikuti oleh Presiden Jokowi.

Ahok tak patah arang. Dia kembali menyerang Sandi dengan mengungkit kasus Panama Papers. Dan lagi-lagi dia seakan lupa bahwa sang adik kandung bernama Fifi Lety Indra juga tercatat namanya di Panama Papers. Lantas, apa yang dilakukan Sandi? Dia hanya senyum sambil mengajak Ahok melakukan pembuktian terbalik harta kekayaan. Bukannya diladeni, Ahok malah berkilah dengan berbagai asumsi. Skor 1-0 untuk Sandi.

Selang beberapa hari, Anies Baswedan pernah berpendapat tentang kesinambungan kepemimpinan. Namun, pernyataan Anies seakan diplintir media massa dengan judul berita kira-kira seperti ini "Sungai Bersih Program Foke". Ahok dan tim sukses kembali meradang. Serangan kepada Anies mendadak massif dilakukan. Meme gambar pun disebarkan. Kemudian, entah apa yang mereka lakukan tiba-tiba mesin pencari Google mengubah kalimat "Karena Foke" menjadi "Karena Ahok".

Fenomena ini menjadi bahan tertawaan para nitizen. Bukannya memulihkan nama Ahok, tindakan nitizen malah berujung lucu-lucuan dengan menyebarkan beberapa screenshot lucu tentang " did you mean karena Ahok". Ada yang membuat "jerawat bersih karena Ahok", hingga "toilet bersih karena Ahok". Ini benar-benar lucu dan lumayan mengocok perut.

Dan kemarin, video kontroversi Ahok kembali beredar. Dengan berseragam PNS Ahok melakukan kampanye di Pulau Seribu sambil menyinggung kitab suci Alquran. Intinya, Ahok mengecam pihak tertentu yang melakukan seruan tidak memilih dirinya dengan referensi Surat Al Maidah.

Upacan Ahok ini menggugah reaksi banyak kalangan hingga berbuntut pada pelaporan di kepolisian dengan dalih penistaan. Pendukungnya mati-matian meluruskan upacan Ahok. Apapun itu, kalimat "dibohongi dengan Surat Al Maidah" memang terlontar dari mulut Ahok. Lagi-lagi, Ahok yang memulai pembicaraan tentang SARA. Bahkan dia berusaha menafsirkan kitab suci yang tak sesuai dengan keyakinannya.

Ahok sangatlah unik. Umumnya para calon kepala daerah selalu berusaha meraih simpati untuk tabungan suara. Tapi, hanya Ahok lah calon kepala daerah yang beberapa kali berusaha mengurangi suaranya sendiri. Ini calon kepala daerah yang langka.

Ahok juga menjadi kelapa daerah yang paling konsisten untuk tidak konsisten. Beberapa kali ucapannya selalu bertabrakan dengan tindakannya. Janji tidak menggusur tetapi menjadi gubernur  paling rajin menggusur. Janji tidak akan mencalon dari partai politik tetapi akhirnya memilih partai politik. Janji tidak mau membahas SARA tetapi dia sendiri yang menyinggung SARA. Dan sederet inkonsistensi lainnya.

Karena itu, saya sangat mendudung usaha yang belakangan dilakukan Ahok. Teruslah bersikap kontroversi agar publik tahu siapa sebenarnya Basuki. Teruslah berbicara SARA agar rakyat tahu siapa yang sebenarnya kepo dengan agama dan siapa yang sebenarnya belum selesai dengan pemahaman Pancasila. Dan teruslah berbicara kasar, agar semua orang tahu pendidikan moral itu tak perlu.

Koh Ahok, Anda luar biasa...[***]



Tb Ardi Januar

Analis Media 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya