Berita

Justin Lee

Politik

Hubungan Australia-Indonesia Pasang Surut Tapi Tetap Dekat

SELASA, 27 SEPTEMBER 2016 | 14:29 WIB | LAPORAN: FEBIYANA

Hubungan yang sangat erat antara Indonesia dan Australia terkadang mengalami pasang surut dan menimbulkan kekecewaan bagi salah satu pihak.

Salah satu contohnya keberpihakan Australia terhadap kemerdekaan Timor Timur (sekarang Timor Leste) di masa lampau. Begitu juga kasus hukuman mati terhadap dua orang warga negara Autralia yang terjerat kasus narkoba di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, Dr. Justin Lee, ketika memberi kuliah umum bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


Kuliah umum yang bertema "The Dynamics of Diplomatic Relations of Indonesia and Australia" banyak membahas beberapa isu strategis antara Indonesia dan Australia.

"Mungkin ini yang menjadi kesulitan hubungan antara Australia dan Indonesia. Kadang-kadang kami rasa, karena hubungan yang sangat erat, saya kira mungkin Indonesia pikir Australia sangat mendukung posisi Indonesia dalam East Timor dulu. Tapi sejak mulai kekacauan di sana dan Austalia mengambil posisi intervensi, mungkin ya Indonesia rasa kecewa," ungkap Lee di kampus FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (27/9).

Lee mengakui bahwa masyarakat Australia memiliki opini dan kerja sama yang baik dengan Indonesia sendiri. Walaupun Indonesia memutuskan untuk mengeksekusi mati dua warganegaranya, pemerintah dan masyarakat Australia menghargai hukum yang berlaku di Indonesia.

Sedangkan dalam perdebatan Laut China Selatan, Lee memastikan Australia selalu berusaha melakukan dialog yang damai untuk mendapat solusi damai pula. Menurutnya, ASEAN merupakan aktor yang berperan penting dalam pembahasan damai Laut China Selatan.

Lee telah lama mengenal Indonesia. Ia pernah menetap cukup lama di Nusa Tenggara Timur pada tahun 1989 untuk melakukan penelitian. Saat itu Lee masih duduk di bangku perkuliahan mengunjungi NTT untuk meneliti tanaman pohon cendana.

Lalu di tahun 1993, dirinya juga melakukan penelitian di Sumba Timur untuk meneliti peranan masyarakat sekitar untuk menanam tanaman.

Pada tahun 1995, Lee bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Australia dan untuk pertama kalinya pada tahun 1997-1998 ia bertugas di Indonesia, dimulai dari Kalimantan Barat, Jambi, Sulawesi Tenggara, dan Kendari

Lee juga merupakan Duta Besar Australia untuk menangani persoalan perubahan iklim dunia pada tahun 2012-2014. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya