Berita

Olahraga

Atlet PON Yang Ditelantarkan Pemerintahnya Akhirnya Diurus Politikus PDIP

JUMAT, 23 SEPTEMBER 2016 | 11:11 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Boleh dikatakan bahwa perhatian pemerintah daerah terhadap atlet olahraga sangat minimal.

Terbukti dengan kejadian ironis, terlantarnya para atlet peraih medali satu emas, tiga perak, dan tiga perunggu di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016 dari Kabupaten Morowali dan Morowali Utara.

Para atlet sempat terlantar di Stasiun KA Manggarai, Jakarta Selatan, kemarin malam. Mereka tak punya ongkos pulang ke kampungnya di Morowali dan Morowali Utara. Bahkan, kabarnya, para atlet sudah mengontak Pemda Sulawesi Tengah (Sulteng) tapi tidak direspons.


Kejadian ini menarik simpati masyarakat, termasuk juga elite politik. Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Pemuda dan Olahraga, Sukur Nababan, mengaku, prihatin melihat nasib atlet PON yang terlantar di stasiun kereta api.

"Mereka anak-anak muda yang berbakat dan harus diperhatikan. Saya miris melihat para atlet yang sudah berjuang tapi tidak dihargai," kata Sukur saat menerima sembilan atlet muda Muay Thai di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, kemarin malam.

Sukur, yang juga anggota DPR, berdialog dengan para atlet dan mendengarkan kisah mengapa tidak bisa pulang ke kampungnya di Morowali dan Morowali Utara.

"Berhubung mes Pemda Sulteng penuh, sementara ini kami inapkan di Hotel Mega Proklamasi Jakarta agar mereka beristirahat," terang Sukur, dalam keterangan persnya.

Dia tambahkan, apabila nantinya tidak ada kepastian kapan mereka bisa dipulangkan ke tempat asalnya di Morowali dan Morowali Utara, maka partainya akan membiayai seluruh tiket pesawat untuk kepulangan para atlet berprestasi ini.

Kepala rombongan, Iwan, menyatakan, total rombongan Muay Thai adalah 13 orang. Mereka terdiri dari sembilan atlet dan sisanya adalah ofisial serta pelatih. Mereka terlantar lantaran selesai pertandingan di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, tidak mendapatkan dana dari pemerintah daerah untuk membeli tiket pesawat. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya