Berita

Anies Baswedan/Net

Wawancara

WAWANCARA

Anies Baswedan: Sandiaga Itu Teman Lama, Jadi Kami Biasa Berkomunikasi Dan Bekerja sama

KAMIS, 22 SEPTEMBER 2016 | 09:52 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Putra pahlawan nasional ini masih menunggu hasil keputusan partai politik yang berencana mengusungnya sebagai cagub. Saat ditanya mengenai kesiapannya, An­ies menjawab dengan sungkan.
 
"Biarkan niat itu jadi milik saya dan Allah yang tahu. Kan itu urusan saya dan Tuhan," kata Anies di kediamannya di Jalan Lebak Bulus II Dalam, Jakarta Selatan.

Anies menyatakan, baru akan merespons pertanyaan lebih jauh terkait kesiapannya maju dalam Pilkada DKI 2017 jika memang partai politik serius menun­juknya sebagai bakal calon. Sebelum ada dukungan resmi partai politik, Anies memilih tak banyak berkomentar.


Enam partai yang tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan belum memutuskan calon. Partai Gerindra memutuskan mendu­kung Sandiaga Uno. Adapun PKS menyodorkan Mardani Ali Sera sebagai bakal calon wakil Sandiaga. Di sisi lain, PKB menginginkan Sekretaris Daerah DKI Saefullah maju menjadi calon wakil gubernur.

Namun setelah PDIP memutuskan mendukung Ahok â€" Djarot, nama Anies kembali muncul sebagai kandidat altenatif. Apalagi berdasakan suvei Poltracking Indonesia, nama Anies berada di peringkat empat di bawah Ahok, Tri Rismahaini, dan Sandiaga Uno. Berikut pernyataan Anies;

Sebelumnya apakah ada partai politik yang mendekati Anda?
Ada.

Partai apa yang mendekati Anda?
Janganlah, saya tidak bisa mengungkapkannya.

Kalau tidak untuk mengusung, lalu papol itu mendekati Anda untuk apa?
Hanya untuk silaturahmi biasa. Saya diundang oleh se­jumlah parpol, kemudian kami melakukan pembicaraan. Tetapi tidak pernah ada keputusan soal pilkada.

Kalau soal petemuan dengan Sandiaga Uno bagaimana?
Sama saja, lebih kepada sila­turahmi biasa. Sandiaga bukan orang lain, tapi teman lama. Jadi kami biasa berkomunikasi, dan bekejasama. Begitu juga den­gan Pak Ahok dan Pak Djarot. Bahkan dengan Pak Djarot saya sudah dekat sejak masih kuliah untuk mengambil program dok­toral. Saya masih belajar, dia sudah jadi Walikota Blitar. Saya disertasi datangnya ke rumah beliau, wawancaranya wawan­cara beliau.

Apa yang dibicarakan?

Mas Sandiaga mencerita­kan apa yang sudah dilakukan. Lalu dia juga menceritakan soal adanya kemungkinan koalisi kekeluargaan akan mengusung dengan Pak Sandi. Tapi keputu­sannya belum ada.

Tanggapan Anda soal wa­cana itu bagaimana?
Biasa saja.

Tapi apakah Anda siap jika dicalonkan?
Bagi saya, ini bukan soal siap atau tidak siap. Sebab partai politiklah yang berhak memu­tuskan pencalonan seseorang untuk diusung. Tapi jika diberi­kan amanat, saya bependapat harus dikerjakan dituntaskan. Kecuali dicukupkan oleh yang mengangkat, itu lain cerita.

Kalau secara pibadi, apakahAnda punya keinginan untuk menjadi cagub atau cawagub?
Tidak. Saya ini kan hanya muncul ke permukaan bursa calon gubernur setelah sebuah lembaga survei merilis hasilnya dan menempatkannya berpelu­ang menang. Kemudian parpol mempertimbangkannya. Kalau saya sih lihat saja bagaimana pertimbangannya. Saya meng­hormati dan menghargai. Tapi siapapun nanti yang ditunjuk, saya ikut menyampaikan apa yang bapak-ibu sampaikan. Bapak-ibu datang ke sini ini tanggung jawab moral

Meski lembaga suvei menya­takan peluang Anda tinggi?
Saya ini lebih suka mengalir sepeti air. Oleh karena itu saya juga tidak penah mendekati par­pol supaya diusung. Tapi saya kira para ahli harus menghitung ulang soal itu. Karena saya tidak yakin dengan hasilnya.

Sekadar selyang pandang. Anda melihat fenomena peng­gusuran di Jakarta, apa tang­gapan Anda?

Memang saya agak prihatin soal itu. Rumah itu tempat kita pulang. Apapun namanya, pin­dah secara terpaksa itu bukan sesuatu yang nyaman. Kita harus lakukan sesuatu terkait hal tersebut.

Apa yang haus dilakukan?

Saya belum tahu. Tapi apapun yang dilakukan, Jakarta harus menjadi kota manusiawi untuk kita semua.

Jakarta membutuhkan sosok pemimpin yang bisa menjadikan Jakarta bukan hanya ibu kota Indonesia melainkan kota ASEAN. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya