Berita

Sarifuddin Sudding/Net

Sudding: Kalau Bukan Karena Pancasila Indonesia Sudah Terpecah Belah

RABU, 21 SEPTEMBER 2016 | 04:57 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas, dengan jumlah pulau mencapai lebih dari 11 ribu. Suku bangsa di Indonesia mencapai lebih dari 700, sedangkan bahasa sangat banyak, mencapai lebih dari 600 bahasa. Selain itu, masyarakat Indonesia menganut enam agama yang berbeda.

Namun, saat ini sudah bukan zamannya lagi untuk membeda-bedakan suku, bangsa, bahasa dan agama. Karena hak dan kewajiban seluruh warga negara sama. Semua bisa menjadi kepala daerah, tanpa melihat suku, bangsa, bahasa dan agamanya.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Fraksi Partai Hanura MPR RI, Sarifuddin Sudding saat membuka Seminar Nasional di Jakarta pada Selasa (20/9). Seminar yang diselenggarakan Fraksi Hanura MPR bekerjasama dengan Pengurus Pusat Satuan Pelajar Mahasiswa Hanura (Sapma Hanura) itu mengetengahkan tema 'Memperkuat Karakter Pemuda dengan Internalisasi Nilai-nilai Pancasila'.


Empat orang narasumber turut menyampaikan pemikirannya pada seminar tersebut. Mereka adalah, Sekretaris Fraksi Hanura MPR, Dadang Rusdiana; Anggota Fraksi Partai Hanura MPR, Capt. Djoni Rolindrawan; Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono; dan Andi Ashadi.

Dengan luasnya wilayah Indonesia, potensi perpecahan pun menjadi semakin besar. Beruntung, Indonesia memiliki Pancasila, yang mampu menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan.
 
"Kita butuh waktu selama sembilan jam menempuh Sabang sampai Merauke (transportasi udara). Sementara Jakarta-Dubai bisa dicapai selama enam jam. Jika, kalau bukan karena Pancasila, mungkin Indonesia sudah terpecah belah sejak lama," kata Sudding menambahkan.

Pancasila menurut Sudding menjadi sangat penting bagi pelajar, mahasiswa dan para remaja pada umumnya. Karena para remaja melakukan pergaulan lintas bangsa dan budaya. Mereka membutuhkan Pancasila sebagai penyeimbang. Selain itu para remaja juga membutuhkan Pancasila karena merekalah yang akan menjadi pemimpin dimasa datang. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya