Kabar baik untuk para aktivis dan kalangan yang peduli akan autisme datang dari London School of Public Relations (LSPR) Jakarta.
Tepatnya kemarin, LSPR Jakarta meresmikan Centre For ASEAN Autism Studies (CAAS). Peresmian dilakukan oleh H. E. Jose Tavares selaku Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, bersama Prita Kemal Gani selaku Founder and Director LSPR-Jakarta.
CAAS merupakan bentuk partisipasi LSPR-Jakarta dalam melakukan kajian-kajian komunikasi dan autisme dalam ruang lingkup Health Communication for Autism dan Media and Disability Studies skala regional yaitu ASEAN.
CAAS diharapkan dapat berperan melakukan berbagai macam kegiatan meliputi penelitian, pendidikan,pengabdian masyarakat seperti konsultasi, workshop, seminar, diskusi, bedah buku, dan publikasi.
Menurut Prita Kemal Gani, tujuan pendirian CAAS ini adalah untuk memperdalam pemahaman dan pengetahuan tentang Autisme di lingkungan ASEAN. Selain itu CAAS ini dibentuk untuk menjadi lembaga
think tank dan berbagi informasi tentang autisme yang mana dapat dijadikan referensi bagi pemerhati autisme, keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan autisme, akademisi, dokter, terapis, nutrisionis dan media.
Aktivitas utama dari CAAS ke depan adalah melakukan kegiatan penelitian Autism dan Communication dalam ruang lingkup Health Communication for Autism dan Media and Disability Studies serta melakukan publikasi seperti peluncuran buku, jurnal, dan infografik. Sebagai aktivitas pertama dari CAAS, pada Jumat kemarin (16/9) diadakan Pameran Foto mengenai Kegiatan Edukasi dan Penelitian yang telah dilakukan oleh LSPR-Jakarta sebagai bukti keseriusan LSPR-Jakarta untuk ikut serta berperan aktif dalam kajian Autism. Demikian penjelasan Head of CAAS, Yuliana Riana P.
Kepedulian LSPR akan autisme sebenarnya sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu dengan mendirikan London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) sebagai bagian dari kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) terhadap anak-anak berkebutuhan khusus yang salah satu karakteristiknya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi baik verbal ataupun non-verbal.
Berbagai kegiatan yang telah diselenggarkan oleh LSCAA seperti acara tahunan Autism Awareness Festival, Workshop for Parents, pembuatan produksi film pendek Saudaraku Berbedaâ€, Teachers Training, dan masih banyak lagi guna mengkomunikasikan perihal sosialisasi autisme.
Hingga saat ini, LSCAA telah memberikan pelatihan kepada 5028 guru yang mewakili 1616 Sekolah Dasar se-Jabodetabek. Pemutaran film "Saudaraku Berbeda" telah dilakukan di 24 sekolah dan ditonton oleh 3131 siswa. Orang tua pun dilibatkan dengan berbagi pengalaman dengan yang lainnya yang telah diikuti oleh 264 orang.
[ald]