Hari menjelang sore. Jam menunjukkan pukul 15.00 WIB, Bus Perusahaan Otobus (PO) Mawar melaju pelan-pelan meÂmasuki Terminal Pulogadung. Bus jurusan Jakarta-Surabaya ini lantas parkir di antara belasan bus AKAP yang terparkir rapi di tengah-tengah terminal.
"Istirahat dulu mas. Sambil menunggu penumpang," ucap Fadli, kondektur PO Mawar di Terminal Bus Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (14/9).
Kondisi terminal di Jakarta Timur ini sedang sepi. Tidak terlihat aktivitas menaik dan menurunkan penumpang. Maklum saja, bus-bus jurusan Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) yang selama ini memadaÂti terminal tersebut telah dipinÂdahkan ke Terminal Pulogebang, Jakarta Timur sejak pertengahan Juli 2016.
Hanya terlihat belasan bus jurusan Sumatera dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang masih terparkir rapi. Kendati demikian, terminal tidak benar-benar sepi karena bus kota dalam provinsi dan juga busway tetap beroperasi di salah satu sudut terminal.
Walaupun sepi dari aktivitas penumpang, suasana terminal masih "panas" pasca insiden pengeroyokan terhadap petugas Dishub DKI Jakarta. Beberapa orang terlihat bergerombol di pinggir-pinggir terminal sambil mengawasi keadaan sekitar. Mereka terlihat berbincang satu dengan yang lain sambil meÂmasang mimik curiga.
Fadli mengaku tidak mengetahuikejadian pengeroyokan terhadap petugas Dishub karena sedang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Jakarta. "Saya juga kaget mendengar berita itu," ucapnya.
Pria ini mengakui, busnya memang sudah tidak diperbolehkan memasuki Terminal Pulogadung karena telah dipindah ke Terminal Pulogebang sejak pertengahan Juli lalu. "Tapi mau bagaimana lagi, di Pulogebang sepi penumpang," keluh pria asal Situbondo, Jawa Timur ini.
Walapun dilarang ngetem di Terminal Pulogadung, dia berkilah sebelumnya telah terÂlebih dahulu mencari penumpang di Terminal Pulogebang selama satu hingga dua jam. Setelah itu baru bergeser ke Pulogadung. "Paling banyak lima penumpang. Kalau di Pulogadung bisa sampai 10 penumpang," sebut dia.
Fadli menegaskan, sangat suÂsah untuk melarang bus jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk tidak ngetem di Terminal Pulogadung. Penyebabnya, seÂbagian besar penumpang masih nyaman dengan terminal lama itu. "Kalau bisa, ditutup sekaÂlian terminal Pulogadung agar semua penumpang mau pinÂdah ke Terminal Pulogebang," usulnya.
Pasalnya, kata dia, saat ini masih ada bus jurusan tertentu yang masih diperbolehkan beropÂerasi di Terminal Pulogadung. "Ini tidak adil dan pilih kasih," sergahnya.
Sebaliknya, Edi, sopir PO Langsung Indah mengaku senang karena masih diperboleÂhkan beroperasi di Terminal Pulodagung. Penyebabnya, yang dilarang beroperasi di terminal ini hanya jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Bus kami jurusan NTB tetap diperbolehkan ngeÂtem, jadi senang-senang saja," sebut pria bertubuh gempal ini.
Edi mengaku senang tetap diperbolehkan mencari penÂumpang di Terminal Pulogadung karena jaraknya lebih pendek dibanding ke Terminal Pulogebang. "Bisa selisih tiga jam," sebut dia.
Apalagi, jumlah bus jurusan NTB tidak terlalu banyak ngeÂtem di terminal, hanya belasan unit dibanding jurusan Jatim dan Jateng. "Sehari paling satu saja bus yang berangkat. Butuh waktu tiga hari dua malam samÂpai Bima (NTB)," sebut dia.
Di akhir pembicaraan, Edi menyesalkan terjadinya insiden pengeroyokan terhadap petugas Dishub yang mengakibatkan korban luka. "Selama ini kami selalu patuh dan tidak pernah berbuat neko-neko. Kalau diÂminta pindah ya, pindah ke Pulogebang," ucapnya.
Sementara, Kepala Terminal Pulogadung Hengky Rissakota membenarkan terjadinya insiden pengeroyokan yang menimpaanak buahnya, Bambang Sutrisno, Selasa pagi (13/9). Peristiwa terjadi, saat anak buahÂnya berusaha menertibkan bus AKAP yang masih ngetem di dalam terminal.
"Kami minta beliau untuk memotret bus yang masih nekat mangkal," ucap Hengky.
Permintaan tersebut dilakuÂkan, kata Hengky, karena dirinya sedang tidak berada di lapangan lantaran sedang sakit. Sehingga, dia meminta anak buahnya untuk mengambil gambar yang selanÂjutnya dikirimkan kepadanya.
Namun, tak lama setelah melakukan pemotretan, anak buahÂnya didatangi sekira 10 orang yang berasal dari ruang tunggu bus keberangkatan dan kedaÂtangan Jawa Tengah dan Jawa Timur di Terminal Pulogadung.
"Sekelompok orang tadi marah dan langsung mengeroyoknya hingga mengalami luka memar di kepala bagian belakang dan lengan kanan," sebut Hengky.
Setelah melakukan pengeroyokan, kata pria bertubuh tinggi besar ini, para pelaku langÂsung melarikan diri dan korban langsung melapor ke Polsek Pulogadung.
Sejak kejadian pengeroyokan tersebut, dia merencanakan, akan menunda sementara waktu penertiban terhadap beberapa bus yang yang masih ngetem di Terminal Pulogadung. "Kalau sekarang ditertibkan, pasti panas lagi," khawatir dia.
Hengky menjelaskan, sejak tanggal 18 Juli, seluruh bus jurusan Jatim dan Jateng telah dipindah ke Terminal Pulogebang, sementara sisanya bus jurusan Sumatera, Jawa Barat dan NTB tetap diperbolehkan beroperasi karenajumlahnya tidak signifikan.
"Paling banyak 10 unit bus yang beroperasi setiap harinya. Kalau Jatim dan Jateng bisa 100 unit," sebut dia.
Menurut Hengky, sebagian besar PO telah bersedia dipindahke Terminal Pulogebang karena fasilitasnya sudah sangat meÂmadai. Sementara yang masih di Pulogadung, kata dia, hanya 6 PO. Yaitu, PO Karina, Kramatdjati, Dwi Sri, Mawar, Madjo Utama dan Jaya. "Jumlahnya busnya juga tidak banyak, paling 6 unit setiap harinya," sebutnya.
Dia memahami, masih ada bus yang keberatan pindah ke termiÂnal yang baru karena mencari penumpang di Pulogadung lebih mudah dari pada di Terminal Pulogebang. "Tapi kami sudah sediakan feeder busway yang siap mengangkut penumpang ke Terminal Pulogebang. Jadi tidak ada alasan lagi," tandasnya.
Untuk mencegah bus-bus jurusan Jatim dan Jateng kemÂbali mangkal di Terminal Pulogadung, dia meminta kepada Pemprov DKI Jakarta agar menuÂtup total terminal Pulogadung, sehingga tidak ada bus AKAP yang mangkal lagi.
Terpisah, Kapolsek Pulogadung Kompol Supoyo menuturkan, pengeroyokan terhadap petugas Dishub Bambang Sunaryo terjadi sekitar pukul 10.15 WIB, Selasa (13/9).
Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka memar di bagian kepala belakang dan lengan kanan. "Kami masih cari para pelaku pengeroyokan itu," ujar Supoyo.
Supoyo lantas menceritakan kronologi kejadian. Saat itu, korban tengah menertibkan bus yang masih mangkal di Terminal Pulogadung, tapi para pelaku ini tak terima. "Jadi dia motret bus yang ngetem, terus para pelaku marah dan terjadi pengeroyokan di situ," tuturnya.
Dia melanjutkan, usai kejadian, korban langsung melaporÂkan peristiwa pengeroyokan itu ke Polsek Pulogadung. Menurutnya, sudah tiga orang saksi yang telah dimintai keterangan.
"Kasusnya sudah kita tangani dan saat ini sedang diproses," tandasnya. ***