Berita

Foto/Net

On The Spot

Bus AKAP Jateng Dan Jatim Masih Ngetem Di Pulogadung

Setelah Pengeroyokan Petugas Dishub DKI
JUMAT, 16 SEPTEMBER 2016 | 08:18 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Hari menjelang sore. Jam menunjukkan pukul 15.00 WIB, Bus Perusahaan Otobus (PO) Mawar melaju pelan-pelan me­masuki Terminal Pulogadung. Bus jurusan Jakarta-Surabaya ini lantas parkir di antara belasan bus AKAP yang terparkir rapi di tengah-tengah terminal.

"Istirahat dulu mas. Sambil menunggu penumpang," ucap Fadli, kondektur PO Mawar di Terminal Bus Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (14/9).

Kondisi terminal di Jakarta Timur ini sedang sepi. Tidak terlihat aktivitas menaik dan menurunkan penumpang. Maklum saja, bus-bus jurusan Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) yang selama ini memada­ti terminal tersebut telah dipin­dahkan ke Terminal Pulogebang, Jakarta Timur sejak pertengahan Juli 2016.

Hanya terlihat belasan bus jurusan Sumatera dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang masih terparkir rapi. Kendati demikian, terminal tidak benar-benar sepi karena bus kota dalam provinsi dan juga busway tetap beroperasi di salah satu sudut terminal.

Walaupun sepi dari aktivitas penumpang, suasana terminal masih "panas" pasca insiden pengeroyokan terhadap petugas Dishub DKI Jakarta. Beberapa orang terlihat bergerombol di pinggir-pinggir terminal sambil mengawasi keadaan sekitar. Mereka terlihat berbincang satu dengan yang lain sambil me­masang mimik curiga.

Fadli mengaku tidak mengetahuikejadian pengeroyokan terhadap petugas Dishub karena sedang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Jakarta. "Saya juga kaget mendengar berita itu," ucapnya.

Pria ini mengakui, busnya memang sudah tidak diperbolehkan memasuki Terminal Pulogadung karena telah dipindah ke Terminal Pulogebang sejak pertengahan Juli lalu. "Tapi mau bagaimana lagi, di Pulogebang sepi penumpang," keluh pria asal Situbondo, Jawa Timur ini.

Walapun dilarang ngetem di Terminal Pulogadung, dia berkilah sebelumnya telah ter­lebih dahulu mencari penumpang di Terminal Pulogebang selama satu hingga dua jam. Setelah itu baru bergeser ke Pulogadung. "Paling banyak lima penumpang. Kalau di Pulogadung bisa sampai 10 penumpang," sebut dia.

Fadli menegaskan, sangat su­sah untuk melarang bus jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk tidak ngetem di Terminal Pulogadung. Penyebabnya, se­bagian besar penumpang masih nyaman dengan terminal lama itu. "Kalau bisa, ditutup seka­lian terminal Pulogadung agar semua penumpang mau pin­dah ke Terminal Pulogebang," usulnya.

Pasalnya, kata dia, saat ini masih ada bus jurusan tertentu yang masih diperbolehkan berop­erasi di Terminal Pulogadung. "Ini tidak adil dan pilih kasih," sergahnya.

Sebaliknya, Edi, sopir PO Langsung Indah mengaku senang karena masih diperbole­hkan beroperasi di Terminal Pulodagung. Penyebabnya, yang dilarang beroperasi di terminal ini hanya jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Bus kami jurusan NTB tetap diperbolehkan nge­tem, jadi senang-senang saja," sebut pria bertubuh gempal ini.

Edi mengaku senang tetap diperbolehkan mencari pen­umpang di Terminal Pulogadung karena jaraknya lebih pendek dibanding ke Terminal Pulogebang. "Bisa selisih tiga jam," sebut dia.

Apalagi, jumlah bus jurusan NTB tidak terlalu banyak nge­tem di terminal, hanya belasan unit dibanding jurusan Jatim dan Jateng. "Sehari paling satu saja bus yang berangkat. Butuh waktu tiga hari dua malam sam­pai Bima (NTB)," sebut dia.

Di akhir pembicaraan, Edi menyesalkan terjadinya insiden pengeroyokan terhadap petugas Dishub yang mengakibatkan korban luka. "Selama ini kami selalu patuh dan tidak pernah berbuat neko-neko. Kalau di­minta pindah ya, pindah ke Pulogebang," ucapnya.

Sementara, Kepala Terminal Pulogadung Hengky Rissakota membenarkan terjadinya insiden pengeroyokan yang menimpaanak buahnya, Bambang Sutrisno, Selasa pagi (13/9). Peristiwa terjadi, saat anak buah­nya berusaha menertibkan bus AKAP yang masih ngetem di dalam terminal.

"Kami minta beliau untuk memotret bus yang masih nekat mangkal," ucap Hengky.

Permintaan tersebut dilaku­kan, kata Hengky, karena dirinya sedang tidak berada di lapangan lantaran sedang sakit. Sehingga, dia meminta anak buahnya untuk mengambil gambar yang selan­jutnya dikirimkan kepadanya.

Namun, tak lama setelah melakukan pemotretan, anak buah­nya didatangi sekira 10 orang yang berasal dari ruang tunggu bus keberangkatan dan keda­tangan Jawa Tengah dan Jawa Timur di Terminal Pulogadung.

"Sekelompok orang tadi marah dan langsung mengeroyoknya hingga mengalami luka memar di kepala bagian belakang dan lengan kanan," sebut Hengky.

Setelah melakukan pengeroyokan, kata pria bertubuh tinggi besar ini, para pelaku lang­sung melarikan diri dan korban langsung melapor ke Polsek Pulogadung.

Sejak kejadian pengeroyokan tersebut, dia merencanakan, akan menunda sementara waktu penertiban terhadap beberapa bus yang yang masih ngetem di Terminal Pulogadung. "Kalau sekarang ditertibkan, pasti panas lagi," khawatir dia.

Hengky menjelaskan, sejak tanggal 18 Juli, seluruh bus jurusan Jatim dan Jateng telah dipindah ke Terminal Pulogebang, sementara sisanya bus jurusan Sumatera, Jawa Barat dan NTB tetap diperbolehkan beroperasi karenajumlahnya tidak signifikan.

"Paling banyak 10 unit bus yang beroperasi setiap harinya. Kalau Jatim dan Jateng bisa 100 unit," sebut dia.

Menurut Hengky, sebagian besar PO telah bersedia dipindahke Terminal Pulogebang karena fasilitasnya sudah sangat me­madai. Sementara yang masih di Pulogadung, kata dia, hanya 6 PO. Yaitu, PO Karina, Kramatdjati, Dwi Sri, Mawar, Madjo Utama dan Jaya. "Jumlahnya busnya juga tidak banyak, paling 6 unit setiap harinya," sebutnya.

Dia memahami, masih ada bus yang keberatan pindah ke termi­nal yang baru karena mencari penumpang di Pulogadung lebih mudah dari pada di Terminal Pulogebang. "Tapi kami sudah sediakan feeder busway yang siap mengangkut penumpang ke Terminal Pulogebang. Jadi tidak ada alasan lagi," tandasnya.

Untuk mencegah bus-bus jurusan Jatim dan Jateng kem­bali mangkal di Terminal Pulogadung, dia meminta kepada Pemprov DKI Jakarta agar menu­tup total terminal Pulogadung, sehingga tidak ada bus AKAP yang mangkal lagi.

Terpisah, Kapolsek Pulogadung Kompol Supoyo menuturkan, pengeroyokan terhadap petugas Dishub Bambang Sunaryo terjadi sekitar pukul 10.15 WIB, Selasa (13/9).

Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka memar di bagian kepala belakang dan lengan kanan. "Kami masih cari para pelaku pengeroyokan itu," ujar Supoyo.

Supoyo lantas menceritakan kronologi kejadian. Saat itu, korban tengah menertibkan bus yang masih mangkal di Terminal Pulogadung, tapi para pelaku ini tak terima. "Jadi dia motret bus yang ngetem, terus para pelaku marah dan terjadi pengeroyokan di situ," tuturnya.

Dia melanjutkan, usai kejadian, korban langsung melapor­kan peristiwa pengeroyokan itu ke Polsek Pulogadung. Menurutnya, sudah tiga orang saksi yang telah dimintai keterangan.

"Kasusnya sudah kita tangani dan saat ini sedang diproses," tandasnya. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

DPRD Kota Bogor Berharap Sinergitas dalam Perayaan HUT ke-79 TNI

Minggu, 06 Oktober 2024 | 23:47

Pram-Rano Komitmen Sehatkan Mental Warga Jakarta Lewat Ini

Minggu, 06 Oktober 2024 | 23:23

IKA Unpad Rekomendasikan 4 Calon Menteri Prabowo-Gibran

Minggu, 06 Oktober 2024 | 22:23

Dukung Egi-Syaiful, Partai Buruh Berharap Ada Kenaikan Upah

Minggu, 06 Oktober 2024 | 22:17

Mega-Prabowo Punya Koneksi Psikologis dan Historis

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:56

KPK OTT di Kalimantan Selatan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:14

Dharma Pongrekun: Atasi Kemacetan Jakarta Tidak Bisa Hanya Beretorika

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:11

Pram dan Rano akan Perhatikan Kesejahteraan Guru Honorer agar Tidak Terjerat Pinjol

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:54

Suswono Kehabisan Waktu Saat Pantun Penutup, Langsung Dipeluk RK

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:42

Badai PHK Ancam Jakarta, Pram-Rano Bakal Bikin Job Fair 3 Bulan Sekali

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:30

Selengkapnya