Berita

Rumah Sakit Menteng Mitra Afia (RS MMA)/Net

On The Spot

Masih Ada Pasien Datang Ke RS Menteng Mitra Afia

Meski Sudah Ditutup Pemprov DKI
SELASA, 13 SEPTEMBER 2016 | 08:45 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Akhir pekan lalu, keluarga pasien, Julianto bersama se­orang rekannya tergesa-gesa mendatangi RS MMA. Setelah memarkir motornya di depan pintu masuk, Juli, panggilannya, menuju bagian pendaftaran.

Pria yang memakai baju merah dan bercelana pendek itu menda­tangi loket pendaftaran pasien. "Saya mau daftar atas nama pasien Sumarni Situmorang," ucap Juli kepada resepsionis.

Menanggapi permintaan Juli, sang resepsionis kemudian men­jelaskan, operasional rumah sakit sedang dihentikan. "Saat ini tidak ada operasional, Pak. Sementara ini akan kami rujuk ke tiga rumah sakit di dekat rumah sakit ini," jelas Rahman, resepsionis yang menerima Juli.

Rahman kemudian mem­berikan penjelasan lebih lanjut kepada Juli. Dia tidak bisa me­mastikan, kapan rumah sakit akan beroperasi seperti biasa. Namun, Rahman meminta Juli meninggalkan nomor telepon­nya agar sewaktu-waktu bisa dihubungi.

Usai mendapat penjelasan, Juli bergegas keluar. Kepada Rakyat Merdeka, dia mengaku ingin mendaftarkan ibunya yang sudah berobat selama lima tahun tera­khir di rumah sakit tersebut.

Selama itu, Juli mengaku mendapat pelayanan yang baik dari rumah sakit ini. Dia tak mengetahui mengenai isu suap pihak rumah sakit kepada pihak Pemprov DKI Jakarta. "Ibu saya sudah lama berobat di sini," ucapnya.

Bahkan, lanjut Juli, sebe­lum ada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dia masih memakai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan dilayani dengan baik. Juli berharap, ru­mah sakit ini segera beroperasi seperti biasa. "Soalnya, repot kalau harus ganti rumah sakit, ganti dokter lagi. Sementara riwayat medis ibu saya di sini semua," ucapnya.

Dari pengamatan pada Sabtu pekan lalu, bukan hanya Juli yang masih mendatangi rumah sakit di Jalan Kali Pasir Nomor 9, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat itu. Hingga sore hari, masih ada sejumlah pasien yang datang ingin mendaftar berobat.

Suroso, pasien lainnya, men­gaku sempat mendengar kabar mengenai penutupan rumah sakit MMA. Namun, dia ingin mengecek langsung ke rumah sakit tersebut. Sebenarnya, jad­wal kontrolnya Senin. Tapi, dia datang pada Sabtu (10/9).

"Karena dokternya biasanya ada hari Sabtu" terang Suroso yang datang bersama istrinya. Suroso mengaku menjalani dua kali operasi di rumah sakit terse­but. Sehingga, akan mencoba kembali datang ke rumah sakit itu. "Mata kanan saya baru di­operasi di sini. Mudah-mudahan segera dibuka lagi rumah sakit ini. Saya juga sudah meninggal­kan nomor telepon saya, semoga cepat dihubungi," harapnya.

Dari pihak rumah sakit, dua orang petugas masih siap di bagian pendaftaran. Selain bagian pendaftaran, instalasi farmasi juga masih buka dan dijaga dua petugas.

Di bagian ruang tunggu beru­kuran 8x8 meter persegi, bangku-bangku kosong berjejer sebanyak sembilan baris. Tak ada antrean. Di ruangan ini terdapat tiga bagian loket pendaftaran, yakni peserta BPJS, pribadi/perusahaan dan loket verifikasi BPJS. "Kita di sini sifatnya stand by saja. Misalkan ada pasien datang, kita memberikan informasi dan meru­juk ke rumah sakit terdekat," jelas Rahman, petugas resepsionis.

Dia menambahkan, opera­sional rumah sakit tertutup bagi pasien rawat inap dan rawat jalan. Sementara bagi pasien yang ingin mengambil hasil me­dis, seperti foto rontgen maupun pelayanan farmasi, masih tetap dilayani. "Jam kerja tetap seperti biasa, kami nanti gantian shift jam lima sore. Selanjutnya tetap ada yang bertugas," ucapnya.

Tidak tampak pengumuman besar yang menjelaskan bahwa operasional rumah sakit sedang dihentikan. Hanya di bagian depan sebelum masuk ke bagian pendaftaran, di tembok sebelah kanan, pihak rumah sakit menem­pel sebuah kertas pengumuman.

Isinya, "Berdasarkan surat dari Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Ibu Kota Jakarta Nomor 3894/-1.779.3 Tanggal 05 September 2016. Maka, dengan ini kami memo­hon maaf tidak dapat mem­berikan pelayanan kesehatan (poliklinik) kepada pasien RSU Menteng Mitra Afia".

Rahman menambahkan, pasien sementara dialihkan ke RS Ridwan Rais, RS MH Thamrin dan RS PGI Cikini. "Untuk manajemen juga tidak ada opera­sional," ucapnya.

Sementara Bambang, petugas keamanan rumah sakit ini me­nyebut, manajemen akan ada di rumah sakit pada Selasa (13/9). "Kebetulan tidak ada manaje­men, karena hari libur panjang," ujarnya Sabtu lalu.

Bukan Cuma Dugaan Suap, Ada 13 Masalah Di RS MMA
 

Isusuap menyeruak terkait keputusan penghentian opera­sional Rumah Sakit Menteng Mitra Afia (RS MMA). Pemprov DKI Jakarta mengklaim, ada aliran uang dari RS Menteng Mitra Afia kepada oknum Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Uang itu diduga untuk mem­perlancar proses operasion­al rumah sakit di Jalan Kali Pasir, Menteng, Jakarta Pusat itu. Isu suap diungkapkan staf pribadi Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, Natanael Oppusunggu. Natanael menye­but, ada transfer dari pihak RS MMA kepada oknum Dinas Kesehatan DKI.

Selain isu suap, Dinas Kesehatan DKI menemukan 13 masalah di RS MMA. Masalah itu, ditemukan Dinkes DKIpada 13 Juni 2016. Laporan masalah dilampirkan dalam Surat Teguran kedua dari Dinkes DKI kepada RS MMA pada 12 Juli 2016.

Dari 13 permasalahan di RS MMA, salah satunya berkaitan administrasi dan manajemen rumah sakit. Terkait masalah tersebut, Dinkes DKI menemu­kan beberapa persoalan, mulai dari pencatatan hingga sumber daya manusia (SDM).

Dalam persoalan SDM, Dinkes DKI dalam tinjauan di lapan­gan melaporkan, ada beberapa tenaga kesehatan seperti dok­ter, perawat, fisioterapi, bidan, apoteker dan analis kesehatan tidak ditemukan Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek atau SIP-nya.

STR merupakan bukti tertulis yang diberikan menteri kepada tenaga kesehatan yang telah diregistrasi. Sedangkan SIP ada­lah bukti tertulis yang diberikan pemerintah daerah kabupaten/kota kepada tenaga kesehatan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik.

Terkait dokter, tercatat ada 21 dokter di RS MMA. Dari 21 dokter tersebut, tiga di antaranya masa berlaku SIP dokternya sudah habis. Dinkes DKI juga tidak menemukan STR pada 21 dokter tersebut. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

DPRD Kota Bogor Berharap Sinergitas dalam Perayaan HUT ke-79 TNI

Minggu, 06 Oktober 2024 | 23:47

Pram-Rano Komitmen Sehatkan Mental Warga Jakarta Lewat Ini

Minggu, 06 Oktober 2024 | 23:23

IKA Unpad Rekomendasikan 4 Calon Menteri Prabowo-Gibran

Minggu, 06 Oktober 2024 | 22:23

Dukung Egi-Syaiful, Partai Buruh Berharap Ada Kenaikan Upah

Minggu, 06 Oktober 2024 | 22:17

Mega-Prabowo Punya Koneksi Psikologis dan Historis

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:56

KPK OTT di Kalimantan Selatan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:14

Dharma Pongrekun: Atasi Kemacetan Jakarta Tidak Bisa Hanya Beretorika

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:11

Pram dan Rano akan Perhatikan Kesejahteraan Guru Honorer agar Tidak Terjerat Pinjol

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:54

Suswono Kehabisan Waktu Saat Pantun Penutup, Langsung Dipeluk RK

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:42

Badai PHK Ancam Jakarta, Pram-Rano Bakal Bikin Job Fair 3 Bulan Sekali

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:30

Selengkapnya