Berita

Nusantara

Yogyakarta Menggebrak, Kampung Wisata Langenastran Dideklarasikan

SENIN, 05 SEPTEMBER 2016 | 10:56 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. "Langenastran Yogyakarta Sebagai Kampung Wisata Budaya" dideklarasikan oleh sesepuh dan warga setempat. Kampung atau jalan Langenastran adalah jalan utama menuju Alun-alun Selatan, Yogyakarta yang merupakan pusat wisata kayuh (odong-odong) Yogyakarta dan merupakan destinasi wisata.
 
Dekalarasi ini dilakukan dan sekaligus bersamaan dengan peresmian Media Corner (Omah Media) "AVOCADO", di Jalan Langenastran, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Provinsi DIY, Sabtu malam (3/9).

Menandai pernyataan para sesepuh dan warga "Langenastran Yogyakarta Sebagai Kampung Wisata Budaya" dilakukan pemotongan tumpeng oleh Letjen TNI (Pur) Kiki Syahnakri, mantan Wakasad dan diberikan kepada salah satu tamu undangan, Mega, mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta yang berasal dari Ketapang, Kalimantan Barat.
 

 
Dalam pernyataannya sesepuh Kampung Langenastran KRT Radiya Wisroyo Sumartoyo mengatakan bahwa, Langenastran adalah jalan dan sekaligus kampung yang strategis dalam membangun pariwisata dan budaya wilayah dalam beteng Kraton Yogyakarta. Hal itu bisa dilihat dari macetnya jalan saat menuju Alun-alun Selatan pada akhir pekan dan hari liburan. Alun-alun Selatan adalah lapangan besar di selatan Kraton Yogyakarta yang saat ini setiap hari digunakan untuk wisata Odong-odong (wisata kayuh dalam bentuk mobil-mobilan).
 
"Langenastran seperti Malioboronya dalam kraton. Setiap wisatawan pasti akan melewati jalan ini jika menuju ke alun-alun selatan. Oleh karena itu, untuk membangkitkan kehidupan wisata budaya di wilayah Kraton, kami menngawalinya dengan mendeklarasikan jalan Langenastran sebagai Kampung Wisata Budaya," ujar KRT Sumartoyo.
 
Dari segi sejarah, Sumartoyo menambahkan, Langenastran dulunya merupakan wilayah strategis karena merupakan nama pasukan pengawal ("Paspamres") Sultan Hamengkubuwono II.  Di wilayah ini pula, pada tahun 1970-an terkenal dengan produksi batik, catering dan juga pusat tari ataupun tembang Macapatan (Lagu Macapat). Untuk tari dan tembang Macapat terletak di nDalem Madukusuman. KRT Madukusumo merupakan salah satu seniman Kraton Yogyakarta, dan sekaligus pendiri sekolah dalang di Kraton Yogyakarta.
 
Di kampung ini juga terlahir seniman ketoprak Ki Bekel Tembong yang pada jamannya namanya juga sangat terkenal sebagai pelaku seni di Yogyakarta.

"Potensi wisata budaya di wilayah dalam Kraton sangat kaya, tidak hanya persoalan rumah kuno yang ada di dalamnya saja, tetapi juga kerajinan dan juga kuliner. Berharap apa yang dilakukan Kampung Langenastran akan diiikuti oleh kampung-kampung lainnya. Sehingga masing-masing kampung akan menata diri agar layak menjadi kampung wisata baik bagi  wisatawan domestik ataupun manca negara," tandas Sumartoyo.
 
"Langenastran Sebagai Kampung Wisata Budaya Yogyakarta" digagas oleh para pengamat wisata dan budaya, tokoh masyarakat kampung Langenastran termasuk di dalamnya Suharyanto SH, DR Y Sri Susilo, RM Hermunanto SE, Harsya Aryo Samudro MSc, Much Dwi Pramono ST, AM Putut Prabantoro Kamashakti Wondo Amiseno MSc, KRT. Radiya Wisroyo Sumartoyo, Febrian Wisnu Adi S.Sn, MA, Noor Harsya Aryosamodro S.Sn, MA dan Rianto Hernadi SH.

Dalam pernyataannya mantan Wakasad Letjen TNI (Pur) Kiki Syahnakari mengatakan, Indonesia saat ini berada dalam situasi proxy war atau perang tanpa kekuatan militer. Bentuk nyata dalam proxy war adalah menggunakan kekuatan budaya dan ekonomi yang berbasiskan pada kecanggihan sistem serta teknologi informasi-komunikasi. Indonesia merupakan target utama dalam proxy war yang dilakukan oleh negara hegemoni.
 
"Sebuah negara akan hancur ketika budayanya juga dihancurkan oleh negara lain. Yogyakarta tidak bisa dilepaskan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menjaga keutuhan sebuah negara tidak selalu dimulai dari kegiatan yang besar. Kegiatan budaya sekecil apapun dapat menjadi lokomotif terpeliharanya persatuan sebuah negara dan ini perlu diperhatikan oleh para pemimpin bangsa dan sekaligus sebagai sarana untuk melawan proxy war. Kita bisa melawan game yang sedang marak sekarang seperti pockemon-go," ujar Mantan Wakasad itu.
 
Sementara KH Maman Imanulhaq, pengasuh Ponpes Al Mizan, Majalengka Jawa Barat dan juga Anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa menegaskan bahwa "Langenastran Sebagai Kampung Wisata dan Budaya" merupakan ide yang brilian dalam membangkitkan semangat pluralisme dalam bungkus kebersamaan dan gotong royong. Masyarakat Indonesia sudah lelah akan ide-ide besar tentang pluralisme yang hanya berkutat pada tataran wacana dan hanya menjadi milik para pemimpin nasional atau pemimpin agama namum tidak sampai pada grass root.
 
"Masyarakat Indonesia harus bercermin pada Langenastran, yang panjang jalannya hanya pendek �" sekitar 350 meter. Tetapi di jalan yang pendek ini, seluruh suku di Indonesia yang terwakili oleh para pelajar atau mahasiswa luar daerah yang bersekolah di Yogyakarta pernah melewati jalan ini dan menuju satu tempat yang bernama Alun-alun Selatan. Semua orang ingin mengayuh odong-odong tidak peduli, suku, agama, ras ataupun usia," tegas anggota DPR RI ini.
 
Menurut Ananta Wahana, anggota DPRD Propinsi Banten dari Partai PDIP, semua suku berhutang budi kepada Yogyakarta sebagai kota Pelajar. Yogyakarta adalah propinsi yang memiliki andil besar dalam mencerdaskan bangsa dan yang juga secara tidak langsung menyejahterakan propinsi-propinsi di Indonesia ketika para lulusan kota Pelajar ini kembali ke daerah asal. Jika gagasan Langenastran Sebagai Kampung Wisata dan Budaya” berhasil perlu dibuat kloning-kloning kampung wisata dan budaya di propinsi lain. Dari kloning itu kemudian akan muncul Kampung Sister, atau Twin Kampung yang memanfaatkan jaringan para lulusan Yogyakarta.
 
Oleh Muliawan Margadana, Ketua Umum Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) ditambahkan bahwa, pendeklarasian sebuah kampung kecil di dalam wilayah keraton ini diyakini akan menjadi sarana terpeliharanya kerukunan antar kampung di wilayah Keraton yang imbasnya akan sampai pada kampung-kampung di luar Keraton.
 
"Saya yakin gagasan ini akan menjadi gerakan bola salju. Gagasan besar selalu dimulai dari kegiatan yang kecil dan saya kira, kampung-kampung di seluruh wilayah Indonesia akan mengikuti gerak Langenastran. Alasannya adalah Yogyakarta adalah poros politik Indonesia di mana setiap gerak geriknya akan dipantau oleh daerah lain," ujar Muliawan. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya