Konstruksi tambang di tambang emas Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi telah mencapai 80 persen saat ini. Dengan demikian, diperkirakan proses produksi akan bisa dilakukan pada akhir tahun ini.
"Belum bisa dipastikan kapan proses produksi karena ada gangguan cuaca. Hujan agak menggangu. Paling tidak ahir tahun atau awal Januari mulai produksi," kata Direktur PT BSI Arif F Djaafara dalam diskusi Social Investment di Jakarta, seperti keterangan yang diterima redaksi.
Arif tidak menjelaskan lebih lanjut soal berapa potensi emas yang bisa dihasilkan. Namun ia memastikan bahwa emas yang dihasilkan akan disalurkan ke PT Aneka Tambang.
Dengan area eksplorasi seluas 300 hektare dan anggaran hingga 100 juta dolar AS, tambang tersebut diklaim sebagai yang terbesar kedua di Indonesia setelah milik PT Freeport Indonesia.
Arif menambahkan, saat proses produksi berjalan, kegiatan eksplorasi di tempat lain tetap berlangsung. Itu memungkinkan untuk dilakukan karena PT BSI mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) sampai 5.000 ha. Selain itu, anak perusahaan Merdeka Chopper (MDKA) itu juga sudah mengantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).
Namun di sisi lain, ia tidak menampik soal adanya pro kontra soal aktifitas PT BSI. Apalagi, beberapa waktu lalu ada insiden lumpur yang mengotori kawasan wisata pantai Pulau Merah. Pihaknya tidak bisa mengabaikan penolakan masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya punya program-program di setiap desa. Khusus soal lumpur, dia mengklaim murni karena hujan tinggi. Kejadian serupa pernah terjadi pada 2013 ketika belum ada konstruksi di gunung Tumpang Pitu. Dia juga menyinggung soal sedimentasi yang kebetulan bermuara di Pulau Merah.
Perusahaan juga mencoba berdamai dengan penambang rakyat. PT BSI mengalokasikan 10 ha untuk itu. Namun, dia memastikan area penambangan rakyat tidak mengganggu proses produksi.
"Itu di luar 300 hektare. Mereka ada di bukit lain dan belum mengganggu kami," jelasnya.
Perusahaan juga memberikan hibah saham kepada Pemda Banyuwangi sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi. Saat ini, Pemda Banyuwangi memiliki 6,4 persen saham di PT Merdeka Copper Gold Tbk, pemilik 99% saham PT BSI. Perusahaan juga memprioritaskan masyarakat Banyuwangi dalam rekrutmen tenaga kerja.
[mel]