Serangan terhadap Pastor Albert Pandiangan saat memimpin ibadah di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr. Mansyur, Medan pada Minggu pagi (28/8) adalah hal yang tidak bisa dianggap sederhana. Kejadian yang sama terjadi di Prancis yang mengakibatkan terbunuhnya seorang Imam.
Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Muliawan Margadana menjelaskan, penyerangan terhadap Pastor Albert yang diilanjut percobaan bom bunuh diri oleh pelakunya merupakan sebuah pesan bahwa di tempat yang penuh kedamaian pun, aksi teror dapat dilakukan tanpa hambatan.
"ISKA menyatakan keprihatinannya atas aksi teror ini. Sekaligus memberikan apresiasi kepada umat yang bertindak dengan cepat dan sigap sehingga tidak terjadi korban yang lebih fatal," ujar Muliawan dalam keterangannnya.
Untuk itu, ISKA mendesak pemerintah khususnya jajaran Menko Polhukam segera mengungkap kasus itu dan sekaligus melakukan langkah strategis terhadap keamanan dan ketenangan umat dalam beribadah, sebagaimana dijamin oleh UUD'45.
Menurut Muliawan, perilaku teror seperti itu tidak dapat ditoleransi dan harus dicegah agar tidak terulang kembali. Aparat juga harus menjelaskan selengkap mungkin motivasi serta kelompok dibalik peristiwa ini dalam waktu secepatnya agar tidak menimbulkan praduga yang belum tentu benar di kalangan umat.
Kepada umat Katolik seluruh Indonesia, dia mengajak agar menghadapi masalah tersebut dengan penuh kearifan, dengan meningkatkan kewaspadaan serta kerukunan bersama komponen bangsa lainnya. Sebagaimana kasus krusuhan di Tanjung Balai maka Indonesia akan terus mendapatkan gangguan baik dari dalam maupun luar negeri. Karena itu perlunya meningkatkan persatuan dan kesatuan seluruh komponen bangsa, karena persatuan kunci bagi Indonesia untuk menghadapi berbagai masalah.
"Bila kita tidak dapat menjaga persatuan itu sendiri maka runtuhlah bangsa yang kita cintai ini. Ikatan persaudaran, kebersamaan dan rasa saling mempercayai adalah hal yang hakiki dalam menciptakan keamanan yang sejati dalam masyarakat," jelas Muliawan.
Pihak gereja juga diminta meningkatkan keamanan dan ketertiban, dengan tidak hanya mengandalkan pada Instransi keamanan semata.
"Sudah saatnya hal seperti ini disikapi dengan bijak dengan melakukan antisipasi hingga kejadian yang sama dapat dicegah di kemudian hari. Dengan tujuan agar ketenangan umat dalam beribadah juga semakin baik. Untuk itu ISKA mengusulkan pembentukan Crisis Management Team and Plan (CMTP) dan siap untuk memfasilitasinya," demikian Muliawan.
[wah]