Berita

Ilustrasi/Net

Politik

YLKI: Sumber Masalahnya Adalah Kebijakan Impor Tembakau

SABTU, 27 AGUSTUS 2016 | 09:48 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Sebagai salah satu pelopor kampanye anti rokok, di sisi lain Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengklaim sangat peduli terhadap nasib petani tembakau di Tanah Air.

"Petani tembakau lebih banyak jadi korban daripada diuntungkan. Fakta empiriknya, yang selama ini dipinggirkan dan paling buruk haknya adalah para buruh rokok dan petani tembakau. Ini data statistik yang bicara," jelas Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi, dalam diskusi "Harga Rokok Naik untuk Siapa" di Cikini, Jakarta, Sabtu (27/8).

Lalu mengapa YLKI menyerukan anti rokok dan menyetujui kenaikan harga rokok? Menurut Tulus, yang membuat petani tembakau dan buruh rokok itu terpuruk bukanlah kebijakan level lokal atau nasional dan juga bukan kenaikan tarif cukai.


"Yang merusak adalah impor tembakau. Bukan aturan level lokal atau nasional tetapi dominannya impor yang membuat rusak. Produksi rokok nasional 299 miliar batang per tahun tapi 60 persen tembakau impor," jelasnya.

Di saat produksi rokok terus meingkat, ada industri-industri yang berguguran disebabkan kalah bersaing dengan industri rokok besar yang bisa bersponsor dan beriklan dengan dana besar.

"Lonceng kematian buruh rokok adalah karena konversi dari manusia ke mesin. Selain itu impor tembakau. Tragisnya, keuntungannya diperoleh pihak luar negeri . datangkan tembakau impor, diporduksi di sini, keuntungan di ekspor ke luar, lalu penyakitnya ditinggal di sini," ucap Tulus. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya