Berita

Ulfah Maward/Net

Publika

Pemimpin Gagal

SABTU, 27 AGUSTUS 2016 | 03:04 WIB

SEJATINYA kepemimpinan itu adalah seni. Seni menggerakkan dan mengorganisir segala sumber daya untuk mencapai tujuan.

Tapi tidak jarang kita merasakan kegagalan dalam menggerakkan dan mengorganisir sumber daya yang ada, dan kita tidak menikmati seni yang hadir dalam aktifitas kepemimpinan.

Menurut hemat saya, kegagalan menjadi pemimpin tidak lepas dari budaya gagal yang kita miliki. Menurut Andreas Harefa, dalam buku menjadi manusia pembelajar, kegagalan menjadi pemimpin itu karena kita tidak mampu menjadi pembelajar dan guru yang baik.


Segala aktifitas, khususnya kegiatan organisasi, harus kita pahami sebagai proses belajar yang terus menerus. Sebagai manusia pembelajar, kita memberikan ruang dan potensi yang sama bagi subjek atau pelaku pembelajar. Tidak ada perbedaan perlakuan kepada siapapun hanya karena latar belakang pendidikan, tingkat ekonomi, status sosial,  apalagi suku dan ras. Bagi manusia pembelajar, perbedaan latarbelakang bukan berarti tidak dapat melejitkan potensi untuk mencapai puncak dan berhasil (memilih dan dipilih).

Bagi pembelajar, tidak ada kata gagal atau kalah. Pembelajar hanya tahu terus berproses memperbaiki diri, menjadi teladan dan guru. Hal ini sebagaimana disampaikan Ki Hadjar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan kita memberi contoh), Ing Madya Mangun Karso (di tengah membangun prakarsa dan bekerjasama) dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi daya-semangat dan dorongan).

Jika dalam berorganisasi sudah mampu menjadi pembelajar dan guru yang baik maka dengan sendirinya bisa menjadi pemimpin yang baik. Budaya pemimpin gagal akan terjadi jika menganggap diri paling hebat, paling kuat dan paling bisa segalanya sehingga ketika mendapati diri tidak sempurna makan dilabeli gagal.

Nasyiatul Aisyiyah (NA) mengajarkan kita menjadi pemimpin dengan filosofi padi; semakin berisi semakin menunduk. Karena itu, jangan hakimi prosesnya karena seiring dengan perjalanan waktu dan potensi yang dimiliki seorang "padi" (kader Nasyiah) akan memperlihatkan kematangan dan kualitasnya. Terdidik tiap hari, bekerja digemari dan kemuliaan Islam dicari adalah filosofi kepemimpin Nasyiah.

Jika padi sebagai simbol gerakan Nasyiah dapat digejawantahkan dalam kepemimpinan baik vertikal maupun horizontal maka pemimpin gagal karena budaya gagal, (gagal jadi pembelajar dan tak mampu diteladani) tidak akan kita temui dalam organisasi yang kita cintai ini. Yang akan kita temui adalah para kader-kader pembelajar, yang terus berproses menggali potensi yang dimiliki, melakukan aktifitas pemberdayaan, advokasi, dedikasi dan menjadi guru sejati yang mampu diteladani.

Menjadi pemimpin sederhana yang bersimbul padi baik di lingkup domestik maupun publik. [***]

Ulfah Mawardi
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Periode 2012-2016

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya