Berita

Heri Gunawan/Net

Politik

Pemerintah Gegabah Tanggapi Serius Wacana Kenaikan Harga Rokok

JUMAT, 26 AGUSTUS 2016 | 10:35 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Sangat aneh kalau sebuah hasil survei dari sekitar seribu orang yang menyatakan akan berhenti merokok kalau harga rokok dilipatgandakan, kemudian diekspose secara viral di media sosial, dan menjadi sebuah kegaduhan baru, lalu ditanggapi secara sangat serius oleh pemerintah.

"Ini hanya pembicaraan berdasarkan hasil survei, yang notabene hanya berkisar seribu orang, yang kemudian diekspose secara viral di media sosial. Kalau masalah ini sampai ditanggapai secara serius dan bahkan dijadikan kebijakan oleh pemerintah, maka saya fikir ini adalah kebijakan yang gegabah," kata Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan, Jumat (26/8).

Menurutnya, jika sampai ada realisasi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah terkait hal tersebut, berarti mereka tidak melihat dan menyadari bahwa begitu besar dampak ekonomi dan sosial yang akan terjadi. Oleh karena itu ia akan menolak dengan keras kebijakan yang dibuat atas dasar seperti itu.


"Ada dua hal yang menjadi pertanyaan dasar bagi saya, yakni mungkinkah arah tujuannya politik dengan kebijakan-kebijakan yang begitu ketat, dan yang kedua mungkinkah jumlah perokok akan berkurang dengan hasil survei tersebut bila ditanggapi serius oleh pemerintah," ujar Heri Gunawan.

Bila arahnya adalah politik dengan kebijakan yang ketat, maka banyak usaha rokok kretek kecil dan menengah yang akan gulung tikar, sementara perusahaan rokok besar masih mampu untuk bertahan. Dan yang akan terjadi kemudian adalah semakin banyak rokok ilegal yang beredar di Indonesia.

"Jumlah rokok ilegal yang masuk ke Indonesia saat ini sudah lebih dari 11 persen, ada apa di balik semua ini sebenarnya? Atau mungkin karena pemerintah saat ini sedang mengalami kebuntuan pendapatan negara, karena implementasi tax amnesty tidak mencapai target seperti yang diharapkan, hingga hasil yang diperoleh juga tidak maksimal," kata Legislator dari Fraksi Partai Gerindra ini dengan nada bertanya.

Ia juga menyampaikan bahwa pendapatan negara dari cukai lebih dari Ro 140 triliun, jauh lebih besar bandingkan dengan deviden yang dihasilkan oleh BUMN yang hanya Rp 37 triliun.

"Saya berharap pemerintah menyudahi kegaduhan ini, tidak perlu ditanggapi dengan lebih serius. Kalau perlu kita duduk dan berbicara bersama dengan semua pemangku kepentingan baik dari perwakilan pemilik pabrik rokok, petani tembakau, asosiasi rokok," tukas Heri Gunawan. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya