. Pemerintah diminta agar memberlakukan harga rokok sesuai dengan semangat untuk mengendalikan konsumsinya, terutama kepada anak-anak dan masyarakat ekonomi ke bawah.
"Selama ini rokok memberikan kontribusi besar pada penyakit kanker, penyakit jantung, dan tingginya beban kesehatan masyarakat. Peringatan pemerintah yang ditampilkan di tiap bungkus rokok tidak mempan," kata Anggota Komisi IX DPR RI Adang Sudrajat, Kamis (25/8).
Menurut dokter lulusan Universitas Padjajaran Bandung ini, perlu kebijakan tajam agar pengendalian rokok dilakukan pada masyarakat yang sudah begitu akut akan konsumsi rokok.
Dengan mengabaikan faktor kesehatan tersebut, Adang menilai portofolio keluarga Indonesia akan semakin buruk.
"Rendahnya ilmu pengetahuan generasi muda, akan dibarengi dengan kondisi mal nutrisi atau stunting (bayi pendek). Generasi muda Indonesia, jika lemah pendidikan dan kesehatannya, maka bonus demografi negara ini akan hilang dengan percuma," ujar Legislator PKS dari dapil Jabar II ini.
Oleh karena itu, tambah Adang, Fraksi PKS mendorong agar pemerintah mengeluarkan instrumen kebijakan yang komprehensif. Instrumen kebijakan menaikan cukai rokok ini, jelas Adang, harus dibarengi dengan upaya edukasi masyarakat untuk menghilangkan kecanduan akan rokok.
"Yaitu, dengan cara mengoptimalkan pusat-pusat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, klinik-klinik atau pelayanan kesehatan lainnya dengan adanya insentif kesehatan khusus untuk pecandu rokok, yang sumber dananya bisa diambil dari kenaikan tarif cukai hasil tembakau tersebut," papar Adang.
[rus]