Berita

Foto :Net

Politik

Legislator Nasdem: Napi Koruptor Pun Berhak Diberi Reward

RABU, 24 AGUSTUS 2016 | 15:11 WIB | LAPORAN: FEBIYANA

Revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua atas PP Nomor 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, semestinya tidak semata dilihat dari satu sisi.

"Harus dipisahkan antara koruptor sebagai sebuah kejahatan dan personnya yang telah dijatuhi hukuman dan masuk ke LP menjadi warga binaan," tutur anggota Komisi III DPR, Taufiqulhadi di Nusantara II, Senayan, Jakarta Ousat, Rabu (24/8).

Hal ini diutarakan Taufiq menanggapi pemberian remisi kepada kurang lebih 400 napi koruptor yang di antaranya termasuk M Nazaruddin dan Gayus Tambunan.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pasca dijatuhi hukuman dan dimasukkan ke rutan, maka tahanan tersebut sudah menjadi warga binaan negara. Sehingga, seberat apapun hukumannya, mereka berhak untuk mendapatkan remisi apabila berkelakuan baik selama masa hukuman.

"Sehingga kepada warga binaan ini tidak hanya dikenakan punishment tetapi juga ada reward bagi mereka yang (pernah) bersalah. Jika tidak ada, saya rasa kurang adil, kalau begitu buat apa ada namanya pembinaan dalam penjara tersebut," ujarnya.

Menurut dia, perspektif para pegiat antirkorupsi bahwa revisi PP 99 untuk memperingan hukuman koruptor, tidak sepenuhnya benar.

"Remisi ini bukanlah suatu barang diharamkan dan hal yang wajar diberikan negara kepada warganya. Itu merupakan salah satu bagian dari hak asasi manusia," tambahnya.

Meski begitu, lanjut dia, untuk mencegah polemik dalam pemberian remisi, pemerintah perlu hati-hati, terutama kepada koruptor kelas kakap.

"Saya kira kepada Nazaruddin dan Gayus seharusnya tidak perlu cepat diberikan remisi karena mereka saat ini masih kontroversial di mata publik," demikian Taufiq.[wid]


Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

PDIP: Pemecatan Ubedilah adalah Upaya Pembungkaman KKN Jokowi

Jumat, 31 Januari 2025 | 10:11

Pria Tanpa Identitas Bunuh Diri Usai Terjun Bebas dari Lantai 5 Mal Ciputra

Selasa, 28 Januari 2025 | 22:33

UPDATE

Dasco Heran Tatib DPR jadi Melebar

Jumat, 07 Februari 2025 | 15:38

Anggaran IKN Diblokir, Istana: Pemerintah Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan

Jumat, 07 Februari 2025 | 15:30

IKN Sudah Selesai, Mangkrak!

Jumat, 07 Februari 2025 | 15:22

Tinggalkan Eropa, Bek Timnas Indonesia Pilih Terbang ke Jepang

Jumat, 07 Februari 2025 | 15:07

Menhan Sjafrie: DPN dalam Proses Finalisasi Struktur dan Tata Kerja Organisasi

Jumat, 07 Februari 2025 | 14:58

Dasco: Tatib DPR Hanya Berfungsi sebagai Pengawasan dan Rekomendasi bagi Pemerintah

Jumat, 07 Februari 2025 | 14:54

PHR Percepat Produksi Minyak Lewat Pengembangan Metode Steamflood

Jumat, 07 Februari 2025 | 14:46

Sudah Tepat Prabowo Setop Anggaran IKN

Jumat, 07 Februari 2025 | 14:37

Pimpin Sidang Perdana DPN, Prabowo Tekankan Vitalnya Aspek Pertahanan Negara

Jumat, 07 Februari 2025 | 14:21

BI Bantu Dongkrak Penjualan UMKM Rumah Tenun Mutiara Songket Aceh

Jumat, 07 Februari 2025 | 14:19

Selengkapnya