SAYA kenal karena kebetulan pernah berkunjung ke Aljazair, Amerika Serikat, Australia, Austria, Bangladesh, Belanda, Belgia, Norwegia, Swedia, Finlandia, Ceko, Slowakia, Estonia, Latvia, Lithuania, Nepal, Mesir, Turki, UEA, India, Srilanka, Jepang, Korea Selatan, Myanmar, Vietnam, Laos, Thailand, Kanada, China, Taiwan, Yunani, Kroatia, Serbia, Jordania, Suriah, Lebanon, Israel, Spanyol, Portugal, Maroko dan lain-lain. Bahkan lokasi letak negara-negara tersebut di peta dunia, saya juga tahu. Saya juga tahu beberapa meski tentu saja tidak semua bendera negara-negara yang kebetulan telah pernah saya kunjungi itu.
Namun terus terang saya tidak tahu bahwa di planet bumi masa kini ternyata ada 236 negara. Saya juga tidak tahu bahwa di dunia masa kini ada negara yang bernama Bonaire, Burkina Faso, Eritrea, Guernsey, Guinea Bissau, Guinea Kathulistiwa, Jersey, Komoro, Virgin USA, Virgin Britania Raya, Kepulauan Cocos, Faroe, Norfolk, Mariana Utara, Marshall, Pitcairn, Turks & Kaikos apalagi letak
geografis dan bendera mereka masing-masing. Maka terus terang sebenarnya saya merasa dipermalukan oleh seorang anak kecil asal Samarinda bernama Kiyoshi Natanael Yohansyah yang merayakan usia 5 tahunnya di balairung Museum Rekor Dunia Indonesia pada tanggal 22 Agustus 2016.
Kiyoshi mendemonstrasikan kesaktian dirinya mampu mengenali 236 bendera negara di dunia masa kini sambil menyebut nama negara pemilik bendera berikut nama ibukota negara tersebut bahkan langsung menunjuk letak negara tersebut di peta dunia.
Kiyoshi mendemonstrasikan kesaktian dirinya mampu mengenali 236 bendera negara di dunia masa kini sambil menyebut nama negara pemilik bendera berikut nama ibukota negara tersebut bahkan langsung menunjuk letak negara tersebut di peta dunia.
Kemampuan Kiyoshi mengenali bendera luar biasa cepat. Maksimal 2 detik , anak usia 5 tahun ini sudah langsung menyebut nama negara pemilik sang bendera berikut nama ibukotanya kemudian langsung menunjuk letak lokasi geografis sang negara di peta dunia . Tidak ada satu pun di antara 236 negara di dunia yang keliru disebut oleh Kiyoshi terkait bendera , ibukota dan letaknya di peta dunia. Bahkan Kiyoshi langsung menegur penguji apabila bendera ditampilkan secara terbalik.
Kiyoshi juga bisa diuji secara terbalik dengan misalnya Riga ibukota negara mana, letak di mana dan benderanya yang bagaimana. Kiyoshi langsung bisa menjawab pertanyaan negara mana saja yang berbendera warna merah putih dengan merah di atas dan putih di bawah. Dan dengan mudah menjawab negara mana berbenda merah putih dengan putih di atas merah di bawah. Bahkan Kiyoshi tahu negara-negara mana saja yang sudah diakui dan belum diakui oleh PBB seperti Taiwan dan Palestina.
Layak disangsikan bahwa pengetahuan seorang Sekjen PBB dalam mengenali 236 negara yang sebagian belum masuk menjadi anggota PBB, lengkap dengan nama ibukota, bentuk bendera dan letak geografis di peta, belum tentu mampu menandingi pengetahuan anak kecil usia 5 tahun asal Samarinda bernama Kiyoshi.
Maka setelah menyaksikan kemampuan anak usia 5 tahun asal Samarinda berhasil dengan sangat lugas meyakinkan Dewan Juri MURI plus tiga Juri independen, terpaksa saya sebagai Ketua Umum MURI resmi menganugerahkan penghargaan kepada Kiyoshi Natanael Yohansyah sebagai pembaca peta lengkap dengan 236 nama negara, ibukota dan bendera tercepat dan termuda usia. Sejak lama saya memang mengagumi anak-anak Indonesia, berbakat luar biasa termasuk anak-anak penyandang autis, tunanetra, tunarungu, tunadaksa dll.
MURI telah mencatat prestasi luar biasa anak-anak Indonesia berbakat luar biasa di bidang musik, bahasa, senirupa, arimatika, matematika, fisika dan lain-lain. Namun sebenarnya sejak lama saya merisaukan masa depan mereka yang dianugerahi keluar-biasaan oleh Allah Yang Maha Kasih.
Anak anak-anak Indonesia berbakat luar biasa memiliki potensi luar biasa untuk mempersembahkan karsa dan karya luar biasa bagi bangsa Indonesia bahkan segenap umat manusia di planet bumi ini.
Namun potensi luar biasa anak-anak Indonesia berbakat luar biasa dikuatirkan di masa mereka menjadi dewasa akan mubazir apabila anak-anak yang luar biasa itu tidak memperoleh perhatian, pembinaan, pengembangan dan pendidikan secara luar biasa pula justru di masa mereka masih kanak-kanak.
Maka melalui naskah sederhana yang dipublikasikan atas kemurahan hati redaksi
RMOL ini, dengan penuh kerendahan hati kami memberanikan diri untuk memohon masukan saran dan petunjuk dari para pemerhati pendidikan dan pembinaan anak-anak Indonesia berbakat luar biasa demi bersama mencari solusi dalam mempersiapkan masa depan anak-anak Indonesia berbakat luar biasa agar dapat maksimal mempersembahkan karsa dan karya terbaik mereka kepada negara, bangsa dan rakyat Indonesia.
Mohon saran dan petunjuk mengenai pembinaan dan pendidikan anak-anak Indonesia berbakat luar biasa dapat disampaikan ke alamat email saya
semarsuprana@gmail.com. Terima kasih dan salam hormat dari Jaya Suprana.
[***]