Berita

Foto/Net

Hukum

Buwas Minta PPATK Periksa Rekening Anggota BNN

Seriusi Ocehan Freddy Budiman
RABU, 24 AGUSTUS 2016 | 09:05 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) akan melakukan pemeriksaan ke seluruh rekening dan transaksi anggota Badan Narkotik Nasional (BNN), termasuk Kepala BNN Budi Waseso.

Pemeriksaan ini sebagai tindak lanjut penelusuran adanya dugaan aliran dana narkoba sebesar Rp 450 miliar dari men­diang Freddy Budiman kepada anggota BNN, seperti yang per­nah disampaikan Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar.

"Jadi, kecurigan mengenai itu kita sudah kerja sama dengan PPATK untuk ditelusuri. Saya sudah meminta ke PPATK me­meriksa rekening dan transaksi anggota BNN. Termasuk saya," kata pria yang akrab disapa Buwas itu di Kantor BNN, Cawang, kemarin.


Pemeriksaan oleh PPATK itu, menurut Buwas, merupakan salah satu cara untuk mencari tahu kebenaran di balik curhatan Freddy.

Oleh karenanya, mantan Bareskrim ini tidak memper­masalahkan jika memang harus diperiksa. "Karena siapa tahu, pada waktu itu ada aliran dana yang masuk. Ini yang harus diungkap agar ada kepastian hukum yang jelas," tegasnya.

Karena yang terpenting seka­rang, menurut Buwas, jangan mengapririori langkah BNN da­lam menyikapi curhatan Freddy. Sebab, BNN sudah berkomitmen melakukan pembersihan.

"Kita jangan apririori. Kalau niatnya baik semua akan terung­kap," ujar dia.

Buwas juga mengaku sudah bertemu Koordinator KontraS Haris Azhar, dan mendapatkan berbagai informasi terkait curha­tan Freddy.

Bahkan, dirinya juga sudah paham dengan maksud Haris menuliskan pengakuan Freddy di media sosial. "Pak Haris tujuan bukan ingin mempermalukan instutisi, semangat Pak Haris se­mangat melakukan pembenahan artinya beliau katakan selama ini hanya bisa nampung keluhan masyarakat," jelas Buwas.

Apa yang dilakukan Haris, kata Buwas, itu tulus dan tidak ada maksud menjatuhkan nama institusi penegak hukum Polri, BNN, dan TNI.

"Saking semangatnya Pak Haris, kita lupa harus lakukan apa. Kalau beliau sampaikan ke media sosial sebelum eksekusi, saya senang sekali," urai dia.

Terkait soal Freddy, pihaknya sudah memeriksa banyak saksi, lebih dari 20 orang. BNN juga tidak tinggal diam dalam pengakuan Freddy itu.

"Kita harus cari fakta-faktanya bukti-buktinya, karena dikala orang bersalah dia akan mem­bela diri," ujar dia.

Seandainya Freddy masih hidup mungkin bisa dibuka bukti transfer ke oknum yang disebut. Buwas juga menyampaikan ke Haris agar tak perlu takut untuk mengungkapkan kebaikan.

"Untuk kebaikan karena yang kita berantas oknum, bukan salah BNN Polri TNI, tapi ok­num. Kalau tidak, ini preseden buruk buat institusi," ujarnya.

Kendati begitu, Buwas me­mastikan bahwa proses inves­tigasi nyanyian Freddy masih dilakukan. Namun, investigasi tim belum mendapatkan fakta dari tulisan itu karena semua belum lengkap.

"Kita masih perlu pembuktian dari semua petunjuk yang ada. Dalam pencocokan temuan fakta dan bukti juga belum ditemukan keakuratan. Bahkan, informasi yang dibilang ada oknum BNN yang matikan CCTV juga tidak ditemukan," jelasnya.

Tim internal BNN sendiri, kata Buwas, masih terus bekerja. Tim ini sekarang sedang bersu­rat dengan beberapa saksi yang mengetahui dan mungkin juga punya alat bukti.

"Sekarang beliau ada di Kanada dan ada juga yang di luar pulau Jawa. kita imbau dan surati supaya bisa hadir untuk berkomunikasi dan beliau sudah bersedia, kapan waktunya itu belum ditentukan," tuturnya.

Buwas mengatakan, pihaknya idtak hanya bekerja sama dengan tim independen polri. Dia juga minta masyarakat ikut menga­wasi proses investigasi.

"Masyarakat juga berhak mengawasi dan ikut memberikan informasi agar kasus ini terang benderang," pungkasnya. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya