Berita

Foto/Net

Bisnis

Menteri Basuki Kewalahan Garap Proyek Infrastruktur

Tenaga Insinyur Kita Minim
MINGGU, 21 AGUSTUS 2016 | 08:43 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) akan meningkatkan jumlah kualitas para insinyur lokal dalam pembangunan infrastruktur.

Saat ini, pemerintah masih kekurangan sebanyak 120 ribu tenaga insinyur untuk menggarap berbagai proyek infrastruktur.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Men PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini pemerintah membutuhkan 120 ribu tenaga insinyur infrastruktur yang akan difokuskan tidak hanya pada pembangunan jalan, tapi pembangunan bendungan, fasilitas air minum, dan perumahan.


"Saat ini kita punya 153 ri­bu tenaga yang bersertifikat LPJK. Tapi kita masih kekurangan 120.000 insinyur untuk menggarap berbagai proyek infrastruktur," kata Basuki usai ucara penandatanganan MoU dengan Kemenristek Dikti terkait penyelenggaraan pro­gram profesi insinyur di kantor Kemen-PUPR, Jakarta.

Basuki menegaskan, pihaknya berkomitmen menjalin kerja sama dengan Kemenristek Dikti dalam upaya meningkatkan jumlah insinyur infrastruktur dengan menyediakan training ground.

"Kalau insinyur profesional itu kaya kedokteran. Kami menyediakan 'rumah sakit' untuk infrastruktur supaya mereka bisa berpraktik, kemu­dian mendapatkan profesional PU," ujarnya

Basuki meyakini, percepatan Kemenristek Dikti yang su­dah menugaskan 40 universitas untuk mendidik mahasiswanya menjadi profesional insinyur akan berjalan baik. Sehingga, tak ada lagi lulusan insinyur yang bekerja di bidang lain.

"Satu tahun lulusan sarjana tehnik, ada sekitar 75 ribu sar­jana. Tapi yang memenuhi stan­dar hanya 12 ribu orang. Jumlah ini sangat kecil sekali. Makanya, dengan adanya program ini kedepan tak ada lagi lulusan insinyur yang malah kerja di bank, atau malah jadi presenter," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Basuki menjelaskan, meski jumlah insinyur dalam negeri masih minim, namun tak banyak tenaga insinyur asing yang digunakan dalam pembangunan berbagai infrastruktur.

"Tidak banyak. Paling hanya sewaktu pengerjaan sodetan kali Ciliwung Banjir Kanal Timur (BKT), Mass Rapid Transit (MRT). Yang lainnya seperti jembatan, bendungan, dllnya gak ada," tutur Basuki.

Sementara Menristek Dikti Muhammad Nasir menyebut, kerja sama dalam peningkatan kualitas insinyur infrastruktur ini dilakukan untuk mendorong persaingan di Indonesia di pasar internasional. Sebanyak, 40 univesitas dari swasta dan PTN yang terakreditasi bisa menye­lenggarakan program pendidi­kan ini.

"Perguruan tinggi itulah yang nantinya akan mencetak sumber daya yang profesional. Sementara kerjasama dengan Kemen PUPR sangat penting dilakukan karena Kemristekdikti ingin mengantisipasi perubahan yang begitu cepat. Apalagi tahun depan kita sudah masuk MEA, dan insinyur kita sudah harus siap menghadapi persaingan," ujarnya

Nasir juga mengatakan, bagi yang memiliki sertifikat ini dapat bekerja di negara kawasan ASEAN juga karena serti­fikasi profesi ini berlaku untuk ASEAN. Program ini juga di­lakukan untuk memberikan insinyur asuransi profesional.

"Yang utama mengenai ASEAN kita sudah saling bekerja sama yang nanti lulus mendapat insinyur pofesional madya otomatis dapat sertipikat profesional enginering register artinya bisa bekerja di seluruh negara ASEAN tadi dimana saja dengan sertifikat tadi, artinya ini kualitas yang diakui," ujarnya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya