Berita

Arcandra Tahar/Net

Politik

Tahukah Arcandra Akar Masalah ESDM Indonesia Ada Di Kepemilikan?

SABTU, 20 AGUSTUS 2016 | 09:59 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Ada banyak sekali anak bangsa yang memahami persoalan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Namun tidak banyak yang mengerti akar masalah pengelolaan energi sehingga banyak masalah di bidang ESDM terus menerus menghantui Indonesia.

Hal ini dikatakan anggota Komisi VII DPR, Kurtubi, dalam sebuah diskusi "Geger Arcandra Dan Nasib ESDM", di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/8)


Pria yang sebelumnya dikenal sebagai pakar sektor migas nasional ini menyinggung penunjukan Arcandra Tahar yang akhirnya diberhentikan Presiden karena persoalan kewarganegaraan.

Menurutnya, di balik kontroversi kewarganegaraan Arcandra, penunjukan maupun pemberhentiannya adalah hak penuh presiden. Namun pertanyaannya, apakah Arcandra satu-satunya orang yang begitu menguasai persoalan migas sehingga ia begitu dibutuhkan oleh negara?

Dia tegaskan, penunjukan dan pembehentian Arcandra adalah hak prerogatif presiden. Memang, Arcandra punya keahlian sangat spesifik di bidang offshore sehingga dia punya hak paten. Kabarnya, dia juga sudah banyak berkomunikasi dengan Presiden Jokowi sebelum diangkat menteri.

"Padahal, hak paten di bidang perminyakan itu hal yang amat sangat biasa. Maaf ya, saya kuliah di Perancis, di sana ada institusi di mana ada 20 ribu orang yang punya hak paten di bidang perminyakan," kata dia.

Dia lanjutkan, permasalahan di bidang ESDM ada di tiga pokok, yaitu migas minerba dan hilir. Karena itu, butuh penanganan tepat agar kebijakan juga tepat. Ditegaskan, tiga sektor ini sudah pada posisi darurat. Dan Kurtubi tegaskan, akar persoalannya adalah ownership atau kepemilikan. Masalah inilah yang tidak pernah disentuh oleh para pengambil kebijakan.

"Ada masalah ownership yang selama ini tidak diatur. Padahal di konstitusi diatur semua kekayaan di perut bumi Indonesia milik negara. Tapi dalam UU Minerba tak ada satupun pasal menyatakan semua kekayaan migas itu milik negara," jelasnya.

"Mengapa Freeport tidak tunduk kepada pemerintah? Karena dia pemegang kontrak karya yang ia pegang sejak tahun 1960-an. Inilah biang keladi kericuhan. Makanya menteri baru harus paham akar masalah dan urutan solusinya," tambahnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya