Berita

Natalius Pigai/Net

Hukum

Komnas HAM: Penganiayaan Oleh Aparat TNI AU Di Medan Bukan Pelanggaran HAM Berat

JUMAT, 19 AGUSTUS 2016 | 18:24 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyimpulkan kasus bentrokan antara warga Sari Rejo, Medan, Sumatera Utara, dengan aparat TNI Angkatan Udara Lanud Soewondo tidak mengandung pelanggaran HAM berat.

Demikian disampaikan Ketua Tim Aparat Penegak Hukum Sub Komisi Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM RI, Natalius Pigai, usai mendengar kesaksian para korban pemukulan dan penembakan anggota TNI AU.

Pigai mengatakan bahwa kejadian menyedihkan tersebut tidak tergolong pelanggaran HAM berat, Jumat (19/8), di Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia. Kesimpulan tersebut mengacu pada UU 39/1999 tentang HAM.


"Bukan pelanggaran HAM berat. Kalau ancam nyawa pasalnya lain lagi. Kita berpatok pada UU 39/1999 tentang HAM standar biasa," katanya.

"Perspektifnya begini, Komnas HAM melihat tentang hak hidup, apakah ada korban nyawa? Ternyata tidak. Kalau ancaman terhadap nyawa pasalnya lain lagi," sebut Pigai, seperti diberitakan MedanBagus.com.

Kemudian Pigai juga menjelaskan bahwa perilaku TNI AU Lanud Soewondo terhadap warga Sari Rejo melanggar hak setiap manusia untuk tidak dianiaya dan hak atas properti.

"Hak atas nyawa tidak terbukti. Hak untuk tidak disiksa dan dianiaya kita dapatkan. Kemudian ada beberapa hak atas properti yang dilanggar. Ada rumah, mobil yang kena," jelasnya.

Sebelumnya, ratusan warga Sari Rejo, secara sukarela berbondong-bondong memberikan keterangan kepada Natalius Pigai yang sudah melakukan investigasi sejak Senin lalu (15/8).

Para warga terutama para korban yang mengalami tindak kekerasan berkumpul di Lembaga Pendidikan Amal Saleh.

"Saya ingin keadilan. Saya tidak terima perlakuan mereka yang menembak saya," kata korban tembak dalam insiden tersebut, M. Raja, Jumat (19/8).

Raja hadir di lokasi tersebut dengan membawa serta hasil rontgen pada bagian perutnya di mana peluru bersarang. Peluru itu sendiri sudah dikeluarkan oleh tim medis namun tidak ditunjukkan kepadanya.

"Kayaknya peluru itu mau disembunyikan," ujarnya.

Saat ini perban masih menempel pada perut M Raja. Ia mengaku ditembak dari jarak dekat menggunakan senjata laras panjang. Setelah ditembak ia juga dipukuli hingga tak sadarkan diri. [ald]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya