Berita

Foto/Net

Nusantara

Hotspot Kebakaran Hutan Dan Lahan Terus Meningkat

RABU, 17 AGUSTUS 2016 | 00:35 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Hotspot atau titik panas kebakaran hutan dan lahan terus meningkat dalam seminggu terakhir. Satelit Modis dengan sensor Terra dan Aqua milik NASA telah mendeteksi 482 hotspot di wilayah Indonesia pada Selasa sore (16/8). Sebelumnya terdapat 202 hostpot pada Senin (15/8).

"Peningkatan jumlah hotspot ini sebagian besar terjadi di wilayah Kalimantan Barat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Selasa malam.

Berdasarkan analisis dari Lapan 482 hotspot tersebut merupakan akumulasi dari 297 hotspot dengan tingkat kepercayaan Sedang (30-79 persen) dan 185 hotspot dengan tingkat kepercayaan Tinggi (80-100 persen). Tingkat kepercayaan Sedang berarti ada potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan berdasarkan temperatur permukaan yang dideteksi sensor satelit. Sedangkan tingkat kepercayaan Tinggi berarti titik api yang sedang membakar material di permukaan.


Sebaran 297 hotspot dengan tingkat kepercayaan Sedang adalah Jambi 2, Jawa Timur 3, Kalimantan Barat 178, Kalimantan Tengah 2, Kalimantan Timur 3, Kep.Babel 10, Aceh 3, NTT 30, Papua 7, Papua Barat 2, Riau 43, Sulawesi Selatan 1, Sulawesi Tengah 1, Sulawesi Tenggara 1, Sulawesi Utara 2, Sumatera Selatan 4, dan Sumatera Utara 5. Untuk sebaran 185 hotspot dengan tingkat kepercayaan Tinggi adalah Kalimantan Barat  125, Kalimantan Tengah 1, Kepulauan Babel 6, NTT 8, Papua 8, Riau 32, Sumatera Selatan 1, Sumatera Utara 2, dan Undefined 1.

"Dari tolah 482 hostpot tersebut terdapat 303 hotspot di Kalimantan Barat. Dari satelit sebaran hostpot di Kalimantan Barat tersebar cukup merata. Pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian dengan cara membakar merupakan penyebab utama dari meningkatnya jumlah hotspot tersebut," ungkap Sutopo.

Menurutnya, upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan oleh Tim Satgas Gabungan. BNPB telah mengerahkan tujuh helikopter water bombing, dua pesawat water bombing dan dua pesawat hujan buatan. BNPB sedang mempersiapkan mengirimkan empat helikopter water bombing ke Jambi dan Kalimantan Barat, dimana masing-masing provinsi dua heli water bombing. Selain itu juga menambah pesawat untuk hujan buatan di wilayah Kalimantan.

"Di Riau, helicopter dan pesawat water bombing telah menjatuhkan air 17,9 juta air untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan. Untuk hujan buatan maka 35 ton garam sudah ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di Riau, dan 61,06 ton di Sumatera Selatan," tambah Sutopo.

Agustus hingga Oktober adalah masa kritis dari kebakaran hutan dan lahan karena pada periode itulah puncak musim kemarau. Patroli dan pencegahan perlu ditingkatkan agar hotspot tidak terus bertambah. Aparat gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, Masyarakat Peduli Api dan relawan terus melakukan upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya