Berita

Yaqout Cholil Qoumas/Net

Politik

Terkait Pemberhentian Arcandra, GP Ansor Desak Jokowi Copot Tiga Pejabat Ini

RABU, 17 AGUSTUS 2016 | 00:10 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Gerakan Pemuda (GP) Ansor menyambut baik keputusan Presiden Joko Widodo terkait pemberhentian Arcandra Tahar sebagai Menteri ESDM. Pemberhentian Arcandra sebagai bentuk penyikapan pertanyaan-pertanyaan publik tentang status kewarganegaraan Arcandra.

Ketua Umum GP Ansor, Yaqout Cholil Qoumas mengatakan pihaknya mengapresiasi keputusan Jokowi yang relatif cepat dan responsif tersebut, atau kurang dari 3x24 jam sejak pemberitaan pertama kepemilikan paspor Amerika Serikat (AS) Arcandra, yang kemudian mencapai titik puncaknya sebagai polemik publik pada tanggal 14 Agustus, atau satu hari sebelum pemberhentian Arcandra.

"GP Ansor cukup senang apabila pemberhentian Arcandra tersebut Presiden mendasarkan pada prinsip dar'ul mafasid muqaddamu 'alaa jalbil mashalih. mencegah kerusakan (karena ketiadaan integritas) lebih didahulukan daripada mengambil manfaat (keahlian atau kepakaran orang per orang)," ucap Yaqout Cholil, Selasa (16/8).


GP Ansor tetap berharap Jokowi tidak patah harapan dan tetap percaya bahwa masih banyak anak bangsa yang cerdas dan juga berintegritas serta loyalitasnya terhadap NKRI tidak tergadaikan, yang mengerti sektor ESDM, baik di dalam negeri maupun mereka yang saat ini sebagai diaspora Indonesia.

GP Ansor dengan demikian juga mendesak agar Jokowi bisa bersikap lebih tegas dan kalau perlu mencopot para pihak yang justru tampak menjerumuskan, menyudutkan dan memberatkannya, sekaligus memberikan kesan bahwa negara ini dikelola secara amatir, khususnya kepada beberapa nama. Pertama, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, yang tidak becus dan tidak bisa bekerja dengan prinsip intelijen velox et exactus, cepat dan tepat, khususnya dalam hal memberikan masukan kepada Kepala Negara untuk menentukan the right man on the right place dan bukannya the right man to protect the not so right vested interest group(s).

Kedua, Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang telah tidak cermat dan tidak bisa diandalkan untuk membantu Jokowi menyusun keputusan presiden yang cepat dan tepat dalam pengangkatan Menteri ESDM. Ketiga, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly yang memberikan pernyataan blunder terkait paspor AS yang dimiliki Arcandra.
 
Yaqout Cholil mengungkapkan, GP Ansor benar-benar menaruh harapan besar kepada Jokowi agar tidak lagi menambah catatan carut marutnya dan kuatnya intervensi politik di sektor yang sangat vital dan penting, mulai dari peralihan kewenangan pengaturan hulu migas dari Pertamina ke BP Migas, namun tak lama kemudian BP Migas dibubarkan dan digantikan SKK Migas, dan selanjutnya penahanan Rudi Rubiandini (Ketua SKK Migas) dan juga Jero Wacik (Menteri ESDM) karena dugaan korupsi, polemik Rizal Ramli dan Sudirman Said yang berakhir pada penggantian keduanya.

"Dan terakhir, sekali lagi semoga ini terakhir, pemberhentian Arcandra sebagai Menteri ESDM tak lama setelah muncul pertanyaan-pertanyaan publik terkait status kewarganegaraan, paspor AS yang dimilikinya serta tentu saja loyalitasnya terhadap NKRI, serta tentu saja skandal "Papa Saham Freeport" yang masih lekat dalam ingatan publik," tambahnya. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya