Berita

Saefullah/Net

Wawancara

WAWANCARA

Saefullah: Dorongan NU Sangat Keras, Saya Juga Sudah Komunikasi Dengan Semua Parpol

SELASA, 16 AGUSTUS 2016 | 09:40 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Dorongan dari ormas Nahdlatul Ulama (NU) meyakinkan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI akarta, Saefullah untuk maju dalam pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta tahun depan. Meski demikian, Saefullah ogah mundur dari posisinya sebagai Sekda dan Pegawai Negeri Sipil (PNS), hingga benar-benar ada parpol yang mendaftar­kan namanya ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta.

"Kami lihat dulu, partain­ya mau ngedaftarin saya apa nggak?Terus juga setelah daftar kan mesti diverifikasi (oleh KPU DKI Jakarta). Kalau tiba-tiba nggak masuk verifikasi gimana. Jadi kalau ketentuannya sampai ada keputusan final dari KPU DKI, bahwa ini ada calon A, B, dan C, jegeer, baru saya mun­dur," kata Saefullah.

Saefullah mulai buka-bukaan soal pencalonannya dalam pil­gub pada Jumat pekan lalu. Dia menyatakan siap maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 jika ada partai politik yang men­gusungnya. Berikut ini penjela­san bekas Walikota Jakarta Pusat itu saat dijumpai di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.


Anda menyatakan siap maju dalam pilgub DKI Jakarta?

Saya beberapa kali ke lapangan.Kemudian ormas saya, NU (Nahdlatul Ulama). Bukan hanya dorongan keras, tapi didorong keras sekali untuk maju. Ini demi menyikapi dorongan tadi, kepentingan masyarakat, agar bisa lebih baik Jakarta. Saya siap berdampingan dengan pasangan yang ditentukan oleh partai.

Sudah ada partai yang meminang secara resmi?

Saya sudah berkomunikasi dengan semua partai politik. Tapi kan hasil komunikasinya nggak tahu. Saya diundang un­tuk bicara saja.

Perkembangannya ba­gaimana?

Hingga kini belum ada perkembangan pembicaraan politik dengan partai politik. Daripada memikirkan hal tersebut, paling di sini saja dahulu lebih baik bek­erja maksimal. Tapi saya siap.

Anda harus mundur dong dari PNS?

Kalau maju kan kita sebagai orang taat undang-undang. Kita jalankan undang-undang dan berhenti sebagai PNS. Kan harus begitu.

Kapan?
Jadi kalau ketentuannya sam­pai ada keputusan final dari KPU DKI, bahwa ini ada calon A, B, dan C, jegeer, baru saya mundur. Ya nggaklah (mundur kalau eng­gak dicalonkan). Sampai ada keputusan final baru saya mun­dur. Kan nanti diverifikasi dulu. Kalau tiba-tiba nggak masuk verifikasi gimana?

Tapi Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik memastikan mengusung Sandiaga Uno dan Anda...

Kami lihat dulu, partainya mau ngedaftarin saya apa ng­gak? Terus juga setelah daftar kan mesti diverifikasi (oleh KPU DKI Jakarta). Kalau tiba-tiba ng­gak masuk verifikasi gimana.

Sandiaga menemui Anda akhir pekan lalu, apakah membicarakan soal pilgub?
Cuma membahas soal harga bahan pokok yang melonjak di pasaran. Terlebih dia Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia. Dia mau kasih masu­kan, dia buat program tentang pasar, bagaimana mengendali­kan harga, itu saja.

Saya juga nggak sendirian. Ada Kepala Biro dan asisten Sekda. Dia datang kan tiba-tiba, daripada saya terima sendiri, ya terima saja ramai-ramai. Terbuka, nggak disembunyikan.

Anda sudah berbicara den­gan Ahok?

Secara langsung khusus saya bicara "Pak, saya mau maju jadi cagub atau cawagub", belum. Dulu pernah diundang Gerindra pertama kali, saya lapor.

Hingga saat ini belum ada kepastian mengenai pasangan Ahok, bagaimana dengan kemungkinan Anda menjadi pasangannya?
Belum ada pikiran ke sa­na. ***

Populer

UPDATE

Selengkapnya