Berita

Foto/Net

Nusantara

CHAT NEWS

Pasukan Pramuka Digempur Kera

MINGGU, 14 AGUSTUS 2016 | 08:52 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Jambore Nasional di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur baru akan dibuka Presiden Joko Widodo pada hari Minggu (14/8). Tapi sejak kemarin, kegiatan ini sudah bikin heboh karena sejumlah peserta ada yang digigit kera. Di Twitter, ada yang usul agar jambore dipindah saja, agar tak menganggu para kera. Bukan sebaliknya.

Untuk diketahui, serangan kera ke bumi perkemahan terjadi dua hari berturut-turut. Yakni pada Kamis (10/08) dan Jumat (11/08). Penyerangan berlangsung ketika peserta tengah berada di dalam tenda di perkemahan yang dekat dengan hutan.

"Belum ada kegiatan, karena kegiatan baru dimulai besok. Baru persiapan perkemahan, kebetulan lokasi perkemahan dekat pepohonan paling belakang," jelas Awi.


Pertama, kera menyerang dan menggigit Dewa Ate (14), anggota pramuka kontingen Nusa Tenggara Timur (NTT). Kera mencakar paha Dewi. Selanjutnya, keesokan harinya, kera menggigit dua anggota pramuka, Natalia (13), kontingan Sulawesi Tenggara dan Hiska (14), kontingen dari Kalimantan Barat. Keduanya kena cakar di bagian tangan kanannya.

Ketiganya sudah mendapat tindakan medis berupa suntikan tetanus dan rabies serta dirawat di Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) Cibubur, Jaktim. Korban hanya dirawat beberapa jam di RSON dan setelah dinyatakan aman kemudian korban dapat kembali ke kemah.

Kombes Awi menyatakan, kera yang menyerang bumi perkemahan akhirnya diburu dengan melibatkan tim Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI. "Salah satu kera kita tembak menggunakan bius sampai pingsan, kemudian diamankan di dalam kandang," jelas Awi.

Di jagad Twitter, akun @CaztaD berharap kejadian serupa tak terulang. Dia jadi teringat dulu pernah ikut serta Jamnas di Cibubur. "Jadi ingat SMP. Untuk jadi peserta Pramuka Jambore Nasional itu perjuangan banget. Banyak juga ilmu yang didapat sepulang dari sana. Semoga semua selamat," kicaunya.

Berbeda, pembaca di kolom komentar link berita terkait lebih heboh. Ada yang menyindir, ada pula yang menyarankan semestinya lokasi Jamnas ke depan harus pindah. "Pasti ada alasannya kenapa kera menyerang," tulis pembaca @andreza_refinaldi dibalas @kruidvat. Itu habitatnya kali.”

Pembaca @widi72 membenarkannya. "Saya tinggal di daerah situ. Dulu tahun 2010-an pas saya buka gorden jendela itu kera sudah bergelayutan di tralis jendela. Wah serem banget deh."

Senada, pembaca berakun @pri440 menyatakan, yang salah sudah pasti manusianya. "Mungkin itu kera diganggu. Merasa terancam jadi digigit," ungkapnya diamini @kok_kokok. "Kera terganggu oleh jambore. Kera digusur dari tempat tinggalnya, pindah ke rusun," sindirnya.

Pembaca Mangulele Tontowea menyarankan, dinas terkait menangkap seluruh monyet dan direlokasi ke habitat yang banyak makanannya. "Jangankan binatang manusia saja kalau lapar pasti menyerang minimal mencuri. Kalau tidak ada makanannya, mending direlokasi di hutan yang banyak makanan liarnya."

Pembaca bernama Roni cukup cerdas mengomentarinya. Menurutnya, aksi para kera itu kritikan dan peringatan keras. "Kera mau gomong gini. Jambore jangan di kota melulu, karena pendiri kepanduan Baden Powell itu dulu cape-cape ngegagas gerakan scout supaya anak-anak generasi penerus punya jiwa kepetualangan, kalo petualangan di kota melulu, lama-lama kepanduan cuma gerakan proyek buang-buang anggaran negara," tulisnya.

Pengelola Konservasi Sumber Daya Hutan, Polisi Kehutanan Dinas Kelautan Pertanian, dan Ketahanan Pangan DKI, Suyanto memaparkan, atas saran Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana, pihaknya memutuskan untuk memberi makan monyet-monyet itu sehingga tidak lagi menyerang warga.

"Jadi kata Pak Wali tadi intinya jangan ditangkap, jangan diganggu, mending dikasih makan biar enggak ganggu pengunjung," kata Suyanto.

Rencananya pemberian makanan dilakukan setiap tiga hari sekali mulai besok (14/08) sampai 24 Agustus 2016. Diharapkan dengan pemberian makan ini, kegiatan Jamnas selama periode itu tidak diganggu kawanan monyet.

Sedangkan pemerhati hewan dari Yayasan International Animal Rescue Marko yang dilibatkan untuk menghalau kawanan monyet menyarankan agar tidak memberi makanan. Tindakan itu justru akan membuat kawanan monyet datang. Caranya, hanya dihalau saja. Rencananya dari empat titik rawan akan dijaga tiga sampai empat petugas untuk mengantisipasi serangan.

Marko menuturkan, monyet biasanya menyerang pengunjung yang membawa tas atau kantong plastik. Namun, kawanan monyet liar tidak akan menyerang jika tak merasa terganggu atau terhadap pengunjung yang berkelompok. Dia juga menyarankan pengelola membersihkan tumpukan sampah yang kerap menjadi tujuan monyet untuk mencari makanan. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya