Berita

Net

Nusantara

Kebakaran Hutan Dan Lahan Perlu Penanganan Serius

SABTU, 13 AGUSTUS 2016 | 06:00 WIB | LAPORAN:

Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup merilis jumlah titik api yang semakin hari semakin menurun. Per 9 Agustus, jumlah titik api telah turun 74,21 persen menjadi 1.362 hotspot dari 5.282 hotspots pada periode yang sama tahun 2015 lalu. Angka tersebut merupakan jumlah rata-rata karena di beberapa wilayah penurunan jumlah titik api, seperti di Kalimantan Tengah.

Anggota Komisi IV DPR RI Hamdani menilai bahwa penanganan yang dilakukan oleh Kementerian KLH selama ini cukup berhasil menurunkan titik-titik api di lahan gambut. Dengan metode pembuatan parit terbukti telah menjaga kelembaban gambut dan menurunkan potensi terbakar ditengah cuaca yang sangat panas.

"Seperti saat ini di Tulang Bawang, Kalteng cuacanya sangat panas dan tertinggi 38 derajat. Metode parit masih sangat relevan digunakan. Tapi ke depannya harus dipikirkan metode apa sebagai pengembangannya," jelasnya kepada redaksi, Sabtu (13/8).


Menurut Hamdani, merawat lahan gambut memang jadi pekerjaan rumah Indonesia yang masuk dalam 20 negara dengan lahan gambut terluas di dunia. Dia mengatakan, Indonesia belum punya pengalaman merawat lahan gambut. Untuk itu, perlub terobosan berikutnya dari pemerintah agar lahan gambut bisa optimal dimanfaatkan tanpa merusak dan merugikan orang lain.

Selain itu, Hamdani mengingatkan, kebakaran di lahan gambut perlu penanganan serius. Satelit NOAA yang digunakan oleh Kementerian KLH untuk memantau titik panas tidak bisa mendeteksi panas yang disimpan di lahan-lahan gambut. Karakter gambut yang menyimpan panas di kedalaman lahan lebih berbahaya karena sewaktu-waktu bisa terbakar juga.

"Lahan gambut itu termasuk force major dalam kebakaran lahan di beberapa wilayah. Karena menyimpan panas jadinya bisa terbakar sewaktu-waktu," ungkapnya.

Persoalan iklim dan cuaca juga menjadi faktor dominan kebakaran lahan gambut dan hutan. Untuk di wilayah Kalteng saja temperaturnya bisa mencapai 38 derajat celsius. Oleh karena itu Kementerian KLH melalui Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) perlu memantau serius setiap laporan.

"Apalagi di beberapa titik di Riau dan Pangkalan Bun sudah muncul titik-titik api," demikian Hamdani. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya