Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir memberikan kuliah umum di Universitas Andalas (Unand). Kuliah umum itu mengangkat tema Kebijakan Peningkatan Publikasi, Kekayaan Intelektual, Hilirisasi dan Komersialisasi Riset.
Dalam pemaparannya, Menteri Nasir mengatakan, dengan menyatunya Pendidikan Tinggi (Dikti) dengan Riset dan teknologi pada satu kementrian membuat inovasi inovasi yang dibutuhkan masyarakat dapat terpetakan secara baik, karena kampus dapat mengakomodir ilmuwan ataupun akademisinya bersinergi bekerjasama dan melakukan riset secara terarah dengan baik, sehingga mampu meningkatkan daya saing bangsa.
"Outputnya yaitu daya saing bangsa," kata Nasir, Jumat, (12/8).
Di Kementerian yang dikomandoinya itu, kata Nasir, ada direktur penguatan inovasi, yang bekerja salah satunya menguatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sudah dimiliki Kemenristekdikti, dintaranya dari dunia kampus, seperti dosen dosen dan doktor doktor. Tapi Nasir merasa prihatin karena jumlah nya masih sedikit.
"Di dalam SDM peneliti kita yang ada di Kemenristekdikti, tapi kondisi Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi sekitar 4264 jumlah dosen pun sedikit dari jumlah penduduk Indonesia, jadi masih sangat kurang, ini juga salah satu yang harus ditingkatkan," kata dia.
Untuk mencapai peningkatan publikasi berupa hasil penelitian, Nasir juga ingin melakukan pemetaan di perguruan tinggi untuk menekankan peningkatan Publikasi. "Agar lebih meningkat juga inovasi yang dihasilkan," ucap Nasir.
Bekas rektor Universitas Diponegoro ini juga mengingatkan agar melakukan penelitian harus sesuai dengan kemampuan yang telah dimiliki. "Saya ingin kedepannya pendidikan tinggi harus fokus dan mengkonsentrasikannya pada kekuatan sendiri," ujar Nasir.
Riset juga harus dikaitkan dengan keperluan yang dibutuhkan. "Siapa nanti penggunanya supaya ada jelas dan tidak terbengkalai," kata Nasir.
Dia juga mengingatkan, jumlah SDM harus ditingkatkan. Caranya, jumlah mahasiswa S2 harus ditingkatkan. Dosen juga harus ditingkatkan pendidikan S3-nya. Kalau sudah demikian, Nasir yakin pendidikan tinggi di Indonesia semakin maju.
"Indonesia harus masuk di ASEAN tahun 2020 peringkatnya no 2," sambungnya.
Dalam pemaparannya juga Nasir mendorong agar Unand menjadi kampus yang mempunyai kekuatan hukum. "Saya ingin mendorong kedepannya Unand harus menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) Supaya terserah kita bisa mengembangkan Riset lebih Naik," katanya.
Kedepannya juga Menristekdikti ingin riset yang dikembangkan fokus pada bidang bidang yang berhubungan dengan hajat banyak orang. "Riset yang kami dorong kedepannya yang penting sekali bidang pangan, pertanian, energi, transportasi nanti akan kita dorong," kata Menristek.
Rektor Unand Tafdil Husni menyambut baik kunjungan kerja Menristekdikti ke Unand. Ia berharap Unand dapat menjadi kampus terbaik. Terlebih kata Tafdil Unand adalah kampus tertua diluar Pulau Jawa.
"Unand, kampus tertua di luar kampus yang ada di pulau Jawa yang tahun 1958 diresmikan oleh Muhammad Hatta. Unand juga termasuk universitas klaster pendidikan Mandiri, dengan jumlah jurnal dan artikel dalam Publikasi artikel dalam nasional urutan no 11," kata Tafdil.
Sehingga, kata dia lagi, di Unand membawa peningkatan jumlah guru besar.
"Peningkatan inovasi hilirisasi publikasi sudah berjalan dan banyak yang dapat di komersilkan, Unand terus berupaya untuk kejayaan bangsa, meningkatkan mutu untuk menciptakan daya saing bangsa," demikian Tafdil.
[sam]