Berita

Bisnis

PDB TW2 Indonesia Melampaui Ekspektasi, IHSG Menguat

SELASA, 09 AGUSTUS 2016 | 12:51 WIB

OPTIMISME begitu terasa di pasar Indonesia pada perdagangan pekan lalu karena PDB triwulan 2 yang sangat menggembirakan sebesar 5,18 persen menciptakan keyakinan pasar tentang pulihnya momentum ekonomi. Laporan PDB ini luar biasa karena selain melampaui ekspektasi yaitu 4.91 persen, pertumbuhan PDB kali ini adalah yang terkuat dalam 10 kuartal terakhir.

Data Indonesia beberapa saat terakhir ini konsisten memberi sinyal kestabilan ekonomi. Selain itu, peningkatan harga komoditas dan konsumsi juga mendongkrak pertumbuhan PDB. Seluruh subsektor di ekonomi terbesar Asia Tenggara itu menampilkan pemulihan, terutama subsektor jasa keuangan dan asuransi yang laju pertumbuhannya paling hebat. Indonesia baru-baru ini mengesahkan RUU pengampunan pajak yang diharapkan akan melejitkan arus masuk modal. Reshuffle kabinet juga membuat optimisme semakin tinggi.

Secara keseluruhan, prospek Indonesia cukup menjanjikan. Momentum ekonomi berpotensi mengalami akselerasi setelah periode penurunan yang cukup panjang dalam ketidakpastian global. Karena selera risiko investor meningkat dengan laporan PDB yang baik ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak ke level tertinggi 15 bulan dan dapat semakin meningkat karena terjadinya reli peningkatan selera risiko.


Optimisme peningkatan suku bunga Fed memicu reli risk-on

Sentimen investor membaik pada perdagangan pekan lalu setelah rilis data ketenagakerjaan non pertanian (NFP) yang mengesankan sebesar 255k meningkatkan ekspektasi peningkatan suku bunga AS sebelum akhir tahun. Pasar saham melejit mendekati level tertinggi 12 bulan seiring dengan meningkatnya selera risiko karena ekspektasi kenaikan suku bunga ini dan optimisme intervensi bank sentral. Pasar saham Asia dibuka dengan cukup optimis. Nikkei menguat setelah keputusan Bank of Japan belum lama ini untuk meningkatkan pembelian ETF. Saham Eropa juga menguat karena bangkitnya saham perbankan dan dapat tetap terangkat oleh momentum bullish dari Asia. Wall Street memasuki wilayah hijau di hari Jumat dan dapat semakin menguat hari ini karena pulihnya harga minyak, ekspektasi peningkatan suku bunga, dan membaiknya keyakinan pasar.

Menguatnya pasar saham ini memang menggembirakan, namun investor harus tetap waspada karena berbagai faktor yang mengancam pasar modal masih belum sepenuhnya sirna. Walaupun aspek fundamental cenderung negatif, tampaknya jelas bahwa sentimen adalah pendorong utama bangkitnya pasar saham. Kita tidak boleh lupa bahwa permasalahan ekonomi global belum teratasi dan dampak pasca Brexit juga dapat semakin meluas. Walaupun harga minyak telah agak pulih dari level terendah tiga bulan dan sentimen membaik, masalah oversuplai masih tetap ada dan dapat mengacaukan pemulihan harga minyak. Saham global terus menampilkan ketangguhannya, namun pemicu tak terduga bisa saja hadir dan mendorong aksi jual yang dapat menghentikan reli pasar berkepanjangan ini.

Yuan melemah setelah rilis data perdagangan China

Yuan China melemah terhadap USD pada perdagangan Senin ini karena data perdagangan China menunjukkan bahwa ekspor China melemah 4.4 persen di bulan Juli karena dampak Brexit dan perlambatan ekonomi global mengganggu permintaan pasar. Walaupun penurunan ekspor dan impor bulan Juli menimbulkan kekhawatiran, harus diingat bahwa data China sebelumnya berulang kali menampilkan sinyal stabilitas ekonomi yang membaik. Sentimen terhadap perekonomian terbesar kedua dunia ini juga terus membaik dan PDB kuartal dua yang mengesankan sebesar 6.7 persen seharusnya dapat mengurangi kekhawatiran. Karena perekonomian China sedang menuju stabilitas, People's Bank of China (PBoC) akan terus memastikan kestabilan nilai tukar China menjelang bergabungnya Yuan ke keranjang mata uang IMF. Indeks Komposit Shanghai ditutup lebih tinggi pada perdagangan hari Senin dan dapat semakin menguat karena optimisme yang membaik, peningkatan harga minyak, dan optimisme intervensi bank sentral.

 
NFP yang positif memperkuat USD
USD menguat pada perdagangan pekan lalu karena laporan ketenagakerjaan non pertanian (NFP) yang mengesankan sebesar 255k mendukung spekulasi peningkatan suku bunga AS di tahun 2016. Laporan ini membantu menyelamatkan situasi karena PDB kuartal dua yang kurang menggembirakan sebesar 1.2 persen menimbulkan keraguan tentang tindakan bank sentral selanjutnya. Sektor ketenagakerjaan AS senantiasa menampilkan ketangguhannya dalam ketidakpastian global.

Data domestik AS secara keseluruhan juga positif, sehingga Fed memiliki alasan yang cukup kuat untuk meningkatkan suku bunga. Sentimen terhadap USD tetap bullish dan dapat semakin menguat apabila data AS terus melampaui ekspektasi menjelang rapat kebijakan moneter berikutnya. Walaupun masih ada kekhawatiran tentang dampak Brexit yang dapat menghalangi upaya Fed untuk meningkatkan suku bunga, ketidakpastian ini sepertinya akan pudar seiring waktu.

Indeks Dolar naik turun dengan tajam, namun terus menampilkan sinyal pemulihan dengan menguatnya USD. Dari sudut pandang teknikal, level resistance sebelumnya di 96.00 dapat menjadi support dinamis untuk lonjakan menuju 97.00.

Nilai tukar GBP masih tetap rentan
GBP mengalami pukulan pekan lalu setelah Bank of England memutuskan untuk memangkas suku bunga Inggris ke rekor level terendah yaitu 0,25 persen demi upaya menciptakan stabilitas ekonomi pasca Brexit. Sentimen terhadap Inggris sudah teramat bearish sebelum Brexit. Ketidakpastian pasca Brexit mengakibatkan berbagai kejutan negatif yang membebani perekonomian negara ini. Lemahnya GBP dapat terus bertahan seiring dengan meningkatnya ekspektasi bahwa BoE akan mengambil tindakan lebih lanjut untuk mendorong ekonomi Inggris.

Kemarin, data PMI regional yang tidak terlalu menggembirakan menampilkan adanya perlambatan serius pada awal kuartal tiga. Hal ini menjadi tekanan tersendiri untuk GBP. PMI Inggris merosot dari 52.5 di bulan Juni menjadi 47.4 di bulan Juli. Sementara itu, aktivitas bisnis merosot menjadi 44.4 yang semakin menambah kekhawatiran tentang perlambatan momentum ekonomi. GBP masih terus melemah di pasar valas. Data domestik yang berulang kali mengecewakan juga dapat mendorong investor jual untuk mengadakan aksi jual besar-besaran. Dari sudut pandang teknikal, GBPUSD bearish dan breakdown di bawah 1.3100 dapat membuka jalan menuju 1.2800.

Harga minyak mentah WTI menguat
Harga minyak mentah WTI mengalami pemulihan signifikan dari level terendah tiga bulan yaitu $39.23 karena adanya pembicaraan baru antara sebagian anggota OPEC tentang potensi pembekuan level produksi. Pembicaraan tentang pembekuan produksi seperti ini memberi dukungan spekulatif terhadap harga minyak di sepanjang tahun 2016 yang dimanfaatkan investor bearish untuk berulang kali membuat aksi jual besar-besaran. Sentimen terhadap minyak tetap bearish dan dapat semakin negatif karena masalah oversuplai masih terus mengganggu ketertarikan investor. Mengingat masalah pasca Brexit dan ketidakpastian ekonomi global yang berpotensi menekan permintaan, relief rally saat ini dapat membuka jalan menuju level terendah baru. WTI tetap bearish secara fundamental dan pembahasan pembekuan produksi OPEC mungkin tidak cukup ampuh untuk mengatasi tren penurunan serius ini. Dari sudut pandang teknikal, level support sebelumnya sekitar 44 dolar dapat menjadi resistance dinamis yang mendorong penjual untuk mengantarkan WTI menuju level yang lebih rendah lagi yaitu 38 dolar.


Sorotan komoditas - Emas
Emas merosot tajam pada perdagangan hari Jumat karena laporan NFP AS yang menggembirakan menumbuhkan kembali harapan tentang peningkatan suku bunga AS di tahun 2016. Logam mulia ini sangat terpengaruh oleh ekspektasi peningkatan suku bunga dan dapat semakin melemah apabila optimisme peningkatan suku bunga semakin menguat. Walaupun penghindaran risiko mengangkat nilai komoditas ini, pulihnya nilai tukar USD dan menguatnya harapan peningkatan suku bunga Fed dapat menggoda penjual untuk menyerang harga emas. Investor bullish masih memiliki ruang untuk bernapas di atas 1.315 dolar, namun breakdown dapat memberi sinyal bahaya jika harga merosot menuju 1.305 dolar.[***]


Lukman Otunuga

Research Analyst FXTM

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya