Publik media sosial Tanah Air menyambut positif keputusan FAA meningkatkan ranking keamanÂan dan keselamatan penerbangan Indonesia.
Sebelumnya, Indonesia ditempatÂkan pada kategori dua, yang berarti maskapai-maskapai Indonesia beÂlum memenuhi standar keselamatan dan keamanan penerbangan interÂnasional.
Netizens Tanah Air menyampaiÂkan respons beragam terkait peningÂkatan peringkat tersebut.
Misalnya, pengguna jejaring sosial Twitter dengan akun @amin96, mengapresiasi keberhasilan Indonesia meraih kategori satu versi FAA. Ini memberi peluang maskaÂpai Indonesia terbang memasuki wilayah Amerika Serikat.
"Mantap.... Maskapai Indonesia bisa terbangkan pesawat ke Amerika Serikat. Lion ikut delay di Amerika, ane bantu doa supaya ada pesawat murah ke sana," cuitnya.
Akun @belahdurensatu mengaku heran Indonesia berhasil masuk kategori satu versi FAA. Karena belum lama ini, diberitakan dunia penerbangan sipil Indonesia terÂmasuk terburuk yang terburuk di dunia, "Padahal Indonesia masuk 9 dari 10 pernerbangan terburuk di dunia.. Kok bisa.....?"
Lain lagi pendapat netizen @ gpteam. Menurutnya, dibolehkanÂnya maskapai Indonesia terbang ke Amerika Serikat bukan hal pentÂing. Yang terpenting adalah semua maskapai di Indonesia benar-benar memenuhi standar keselamatan dan keamanan penerbangan sipil internaÂsional. "Yang penting aman aja dah, sampai pada tujuan," katanya.
Akun @samrykhalili mendorong
airline Indonesia segera memanfaatÂkan peningkatan peringat tersebut dengan membuka rute penerbangan Indonesia ke Amerika Serikat. Agar bersaing di level dunia.
"Ayo Garuda Indonesia, kalahkan maskapai negara tetangga yang penumpangnya sebagian warga Indonesia," harapnya.
Akun @rejkt menjelaskan bahwa maskapai Indonesia pernah meÂlayani penerbangan ke Amerika Serikat. Namun sayangnya, tidak dapat bertahan lama.
"Waktu itu Garuda Indonesia sudah terbang ke Amrik, tapi nggak laku. Yang naik pejabat-pejabat yang gratis. Rutenya juga hebat, Jakarta-Bali-Biak-Hawaii lalu ke Los Angeles. Terus pesawat sering rusak melulu. Mana bisa bersaing?" ujarnya.
Netizen @kebalik malah menyalahkan pemerintahan sebelum Jokowi-Jusuf Kalla yang dinilai kurang berupaya memperbaiki perÂingkat Indonesia versi FAA.
"Setelah era Orde Baru tumbang, baru sekarang maskapai Indonesia bisa dapat FAA Approval untuk terbang ke AS. pertanyaannya, para menteri perhubungan di era sebelum Jokowi ngapain aja kerjanya????" katanya.
Netizen juga menuliskan komenÂtar pada kolom komentar pembaca situs berita.
Netizen menganggap prestasi Indonesia mendapat kategori satu versi FAA merupakan prestasi Ignasius Jonan, bukan prestasi Menteri Perhubungan yang baru Budi Karya. "Bravo pak Jonan... Yang sekarang kan tinggal meÂnikmati hasilnya," ujar akun @ d14nto.
Akun @terus_terang menyamÂpaikan hal senada. "Kalau saja pak Jonan sampai lima tahun menjaÂbat Menhub, pasti makin banyak perubahan di sektor perhubungan kita, seperti kereta api dulu. Yang paling saya suka dari beliau adalah selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan.
Good job pak Jonan," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Mohammad Alwi mengatakan, hasil audit FAA menyatakan bahwa Indonesia lulus standar keselamatan dan keamanan dengan kategori 1.
"FAA sudah melakukan audit persyaratan. Audit pertama ada tujuh persyaratan, yang dilakukan sejak lima bulan lalu. Audit kedua dilakuÂkan lebih kurang dua bulan yang lalu," ujarnya di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (5/8).
Menurut dia, semua aspek persyaratan telah dipenuhi oleh Indonesia. Salah satu aspek persyaratannya adalah sumber daya manusia.
Dirinya berharap pada bulan Agustus ini sudah ada laporan resmi FAA terkait dibolehkannya maskapai Indonesia menerbangkan pesawat ke Amerika Serikat.
Sementara, Direktur Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati mengatakan, kini hanya Garuda Indonesia yang diÂanggap layak terbang ke Amerika Serikat. "Garuda Indonesia sudah pernah, tahun 1900-2000-an. Relatif lebih siap," ujar Arista.
Selain itu, dengan masuknya Garuda Indonesia sebagai anggota
Skyteam, dapat memberikan keunÂtungan bagi maskapai plat merah itu. "Garuda sudah level dunia, sudah Skyteam. Levelnya sama nggak masalah," lanjutnya.
Dia mengatakan, penerbangan di Amerika masih sulit bagi maskapai berbiaya murah (
low cost carrier/ LCC). Bila maskapai LCC berniat terbang ke Amerika, harus siap menerima risiko pembengkakan biaya operasional. ***