Keputusan Partai Golkar pasca Munaslub di Bali yang memiÂlih bergabung ke pemerintah dan langsung mencapreskan Jokowi untuk Pilpres 2019 mengundang tanya. Ada apa di balik itu? Apa ini strategi Partai Golkar merajut kembali puing-puing yang hampir dua tahun terkoyak-koyak karÂena konflik? Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto menjelasÂkan dengan rinci kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Mengapa Golkar menduÂkung pemerintah dan langÂsung mencapreskan Jokowi?
Keputusan bergabung denÂgan pemerintahan Jokowi-JK merupakan ketetapan Munaslub di Bali. Munaslub juga memÂberikan rekomendasi kepada Ketua Umum DPP Golkar unÂtuk melakukan komunikasi secara efektif dan produktif dengan Bapak Joko Widodo. Di Munaslub, beberapa DPD juga menyampaikan aspirasi agar Partai Golkar mencalonkan Pak Jokowi pada Pilpres 2019.
Sebagai tindak lanjut, seminggu setelah Munaslub, Saya langsung menghadap Presiden bersama Ketua Dewan Pembina dan pengurus inti DPP Golkar untuk menyampaikan kepuÂtusan Munaslub tersebut. Alhamdulillah, dengan penuh kekeluargaan beliau menerima dukungan Partai Golkar.
Sebagai tindak lanjut, seminggu setelah Munaslub, Saya langsung menghadap Presiden bersama Ketua Dewan Pembina dan pengurus inti DPP Golkar untuk menyampaikan kepuÂtusan Munaslub tersebut. Alhamdulillah, dengan penuh kekeluargaan beliau menerima dukungan Partai Golkar.
Setelah itu? Setelah pertemuan itu, kami membicarakan dengan pengurus inti untuk memberikan dukungan dan mencalonkan beliau sebagai Capres pada Pilpres 2019, diÂmana secara resmi akan ditetapÂkan dalam Rapimnas. Kemudian dalam berbagai kesempatan, saya menyampaikan Golkar akan mendukung dan mencalonkan Pak Jokowi sebagai Capres.
Anda sudah keliling ke daerÂah-daerah, bagaimana reÂsponsnya terkait sikap Golkar mendukung dan mencapresÂkan Jokowi ini?Alhamdulillah respons publik dan daerah-daerah yang saya kunjungi sangat positif dan menÂdukung. Selama dua bulan saya menjabat, saya telah berkunjung ke 17 provinsi, bahkan ke Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah 3 kali.
Di samping itu, juga dilakuÂkan kajian dengan beberapa lembaga survei dan pakar, maka setelah mendengar pandangan dari DPD-DPD Provinsi serta masukan dari Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan Dewan Pakar, secara bulat Rapimnas menetapkan dukungan dan menÂcalonkan Bapak Joko Widodo sebagai calon Presiden pada Pilpres 2019.
Bisa dijelaskan alasan ideologis dan filosofisnya? atau ada realitas politik yang membuat keputusan itu keluar?Secara ideologis, Partai Golkar punya doktrin karya kekaryaan, yang menegaskan bahwa untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan hanya bisa bisa dicapai melalui pembangunan. Karena itu, sejak kelahirannya Golkar memelopori pembangunan, sehingga dikenal seÂbagai partai pembangunan. Sedangkan untuk melaksanakan pembangunan, harus berada di pemerintahan.
Secara politis, untuk mencipÂtakan pemerintahan yang kuat dan efektif perlu dukungan mayoritas parlemen. Dukungan Golkar kepada pemerintah untuk memantapkan agar pemerintahan berjalan efektif sehingga agenda pembangunan bisa dijalankan dengan baik. Di sini Golkar berÂperan untuk memperkuat sistem presidensiil.
Secara teknokratis, Visi Pembangunan Nawa Cita selaras denÂgan Visi Negara Kesejahteraan 2045. Ada kesesuian untuk membangun Indonesia yang maju, adil dan sejahtera di masa depan.
Tidak ada realitas politik yang khusus, tetapi dalam rangka menghadapi Pileg dan Pilpres serentak 2019, Golkar perlu melakukan persiapan yang maÂtang, sehingga penetapan Capres dilakukan lebih awal.
Setelah mendukung dan mencapreskan Jokowi, langÂkah konkretnya apa?Pertama, DPP Golkar akan melakukan sosialisiasi ke seluÂruh Indonesia, sampai ke tingkat desa dan kelurahan, agar seluruh jajaran partai mendukung penuh kebijakan tersebut.
Kedua, Partai Golkar akan mendayagunakan seluruh sumÂber daya politiknya di jajaran legislatif (DPRdan DPRD) dan eksekutif (Kepala/Wakil Kepala Daerah) seluruh Indonesia untuk mendukung kebijakan pencaloÂnan Presiden tersebut, sekaliÂgus mendukung kebijakan dan program-program pemerintah.
Ketiga, Partai Golkar akan melakukan komunikasi politik dengan partai-partai pendukung pemerintah untuk bersama-sama mendukung dan mengusung kembali Pak Jokowi sebagai Capres pada Pilpres 2019.
Keempat, Partai Golkar siap untuk memenangkan Pak Jokowi pada Pilpres 2019, dengan mendayagunakan segala sumber daya dan kekuatan yang dimiÂliki serta jaringan organisasi yang luas dan merata seluruh Indonesia.
Dengan mencapreskan Jokowi apa Golkar bisa Juara 1?Tekad untuk bisa menang pada Pemilu 2019 telah menjadi kepuÂtusan Munaslub dan diperkuat Rapimnas. Karena itu, Partai Golkar sudah menyusun strategi pemenangan Pileg dan Pilpres secara terpadu. Dan kita akan all-out melakukan konsolidasi organisiasi sampai ke tingkat desa dan kelurahan. Dilihat dari trend yang berkembang, Saya optimis Golkar bisa meraih kemenangan. Tanda-tandanya sudah terlihat dari Survei LSIpasca Munaslub, selama 2 buÂlan kepemimpinan DPP yang baru, elektabilitas Golkar naik menjadi 15 %. Khusus di DKI, posisi Golkar juga naik dari urutan ketujuh, sekarang berada di posisi ketiga.
Suara Golkar, Suara Rakyat dan Nawa Cita Jokowi apa sudah klop?Karena Visi Negara Kesejahteraan 2045 selaras dengan Visi Pembangunan Nawa Cita, maka suara Golkar suara Rakyat pasti klop dengan Nawa Cita. ***