Berita

Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Erdogan: Barat Mendukung Terorisme Dan Berpihak Pada Kudeta

RABU, 03 AGUSTUS 2016 | 05:19 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, kembali menghujat kelompok negara Barat dan mengaitkannya dengan usaha kudeta yang gagal oleh kelompok militer pada 15 Juli lalu.

Tanpa menyebut spesifik negara yang dimaksud, dia mengatakan negara Barat telah memberi dukungan kepada percobaan kudeta yang menewaskan lebih dari 270 orang itu.

"Barat mendukung terorisme dan mengambil bagian dari kudeta," kata Erdogan, saat berbicara dalam sebuah acara bersama para investor asing di Ankara, Selasa (2/8).


Jumat pekan lalu, Erdogan sudah lebih dulu mengecam para pemimpin dunia Barat karena tidak menunjukkan solidaritas terhadap negaranya yang telah mengalami percobaan kudeta.

Kini ia membanding-bandingkan perlakuan para pemimpin Barat terhadap Turki dengan dua negara Eropa yang belakangan kerap dihajar serangan teror yaitu Perancis dan Belgia.

Sejauh ini belum ada pemimpin negara Barat yang datang ke Turki untuk mengucapkan solidaritas setelah kudeta yang gagal, sementara Perancis dan Belgia menerima banyak sekali kunjungan simpatik para pemimpin dunia setelah mengalami serangan teror.

"Mereka yang kami anggap teman berpihak pada komplotan kudeta dan teroris," katanya.

Sampai sekarang, permintaan Turki untuk ekstradisi Fethullah Gulen yang tinggal di Pennsylvania belum juga dipenuhi pemerintah AS. Washington masih meminta bukti-bukti valid keterlibatan ulama kharismatik itu di balik usaha kudeta.

Erdogan mengeluhkan syarat bukti-bukti yang diminta AS.

"Kami tidak meminta dokumen untuk mengekstradisi teroris yang mereka (AS) inginkan," kata Erdogan

Sementara itu, kantor berita Anadolu, mengabarkan bahwa Menteri Kehakiman, Bekir Bozdag, telah mengirimkan dokumen kedua ke AS untuk memenuhi persyaratan mengekstradisi Gulen.

"Kami memberikan jawaban atas pertanyaan 'mengapa mendesak untuk mengirimkan Gulen," kata Bozdag.

Bozdag juga mengungkapkan ada indikasi Gulen akan berpindah lagi ke negara lain untuk menghindari penangkapan.

"Saya berharap Amerika Serikat memutuskan mendukung Turki, sejalan dengan demokrasi dan aturan hukum, dan mengembalikan pemimpin dari organisasi teroris ini ke Turki," katanya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya