Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Mengapa Indonesia Harus Takut PLTN?

SELASA, 02 AGUSTUS 2016 | 00:49 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pemerintah dituntut untuk serius membuka, merencanakan, dan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Tanah Air.

"Revisi segera kebijakan energi nasional (KEN) dan regulasi yang menghambat pembangunan PLTN," seru anggota Komisi VII DPR RI, Kurtubi, kepada wartawan lewat pesan elektronik, Senin (1/8).

Tekanan dari Kurtubi itu untuk menyikapi berita dua BUMN Tiongkok, yakni  China General Nuclear Power Group dan China National Nuclear Corp, tengah mengembangkan reaktor nuklir di wilayah Laut Tiongkok Selatan (LTS). Tujuan Tiongkok mengembangkan reaktor nuklir ini sebenarnya adalah menjamin ketersediaan suplai energi yang cukup bagi rakyat dan juga untuk industri yang membutuhkan energi yang besar. Sejak tahun 1970 proyek ini sudah dirancang khusus bagi masyarakat yang tinggal di kepulauan atau areal terpencil.


Kurtubi sendiri dikenal sebagai yang paling getol menyuarakan pentingnya pembangunan PLTN di dalam negeri. Menurutnya, Indonesia sudah jauh tertinggal dibanding negara-negara lain bahkan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Vietnam.

Kurtubi menginginkan agar pengembangan PLTN di Indonesia tidak hanya sekadar riset. Lebih jauh dari itu, pengembangan nuklir di Indonesia harus berani menyatakan untuk Go PLTN.

"Kenapa kita harus takut terima PLTN skala besar? Vietnam yang negaranya belum lama selesai perang saja sudah mampu membangun PLTN skala besar," tegasnya.

Ketua Kaukus Nuklir Parlemen ini tidak sepakat jika PLTN dijadikan opsi terakhir bagi penyediaan energi nasional. Yang terpenting untuk mengembangkan program ini adalah skema bisnis terbaik dengan investor. Dia juga tidak sepakat dengan persepsi PLTN tidak aman bagi masyarakat.

"Jika mau dibangun di darat maka bisa dicari pulau teraman dari bahaya gempa dan bahaya tsunami. Begitu pula jika mau offshore, bisa mencari yang teraman juga. Kalau masalah teknis saya yakin bisa dicari yang terbaik," pungkasnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya