Berita

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo:net

Panglima Gatot Buru Jenderal Bintang Dua Bekingi Narkoba

Soal Tudingan Freddy Budiman
SENIN, 01 AGUSTUS 2016 | 08:37 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo siap memburu oknum jenderal bintang II yang diduga mengawal pengiriman narkoba oleh Freddy Budiman yang sudah dieksekusi mati.

Adanya dugaan keterliba­tan oknum dari ketiga institusi aparat tersebut diungkap aktivis HAM, Haris Azhar, berdasar pengakuan Freddy Budiman di Lapas Nusa Kambangan pada (2014) lalu.

Dalam tulisan tersebut, Freddy mengungkap adanya setoran sejumlah uang kepada oknum polisi, BNN, TNI, Lapas, dan Bea Cukai. Termasuk pernah menggunakan fasilitas mobil TNI bintang dua, di mana si jendral duduk di sampingnya saat menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta den­gan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba.


Menanggapi adanya dugaan keterlibatan TNI dalam jaringan Freddy, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan akan mengecek kebenaran du­gaan oknum jenderal bintang II dalam pengiriman narkoba oleh Freddy Budiman.

"Saya akan cek nanti kebe­narannya. Jika memang benar pasti kami proses," kata Gatot usai menghadiri acara perayaan 40 tahun pernikahan SBY dan Ani yang diselenggarakan di Djakarta Theater, Sarinah, Jakarta.

Gatot mengaku, dalam upaya penelusuran kebenaran identitas jenderal yang terlibat jaringan Freddy, pihaknya dengan tegas tidak akan merangkul pihak manapun selain sesama aparat penegak hukum.

Bukan dengan LSM seperti Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) meski telah menginfo­kan adanya keterlibatan oknum TNI dalam sindikat narkoba jaringan Freddy.

Karena menurutnya, pengece­kan cukup dilakukan secara internal. "LSM bukan lembaga hukum? Saya akan bekerja sama dengan hukum," kata dia.

Selain menyebut adanya ok­num jenderal bintang II dalam pengiriman narkoba oleh Freddy, Haris juga menyebut ada keter­libatan oknum Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Polri. Di mana, Freddy mengaku selama menjadi pengedar narkoba su­dah memberi uang sebesar Rp 450 miliar ke BNN, dan Rp 90 miliar ke pejabat tertentu di Mabes Polri.

Menanggapi itu, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar terus mendalami tulisan Harris Azhar soal pengakuan Freddy Budiman.

Boy sendiri mengaku sudah bertemu dengan Haris untuk membicarakan pengakuan Freddy.

"Hari Sabtu, 30 Juli 2016 lalu kami sudah ketemuan kok. Konteks pembicaraannya tidak berbeda. Sama persis dengan yang tertulis di media sosial," kata Boy.

Berdasar pertemuan itu, Boy menilai bahwa informasi yang disampakan Haris masih sumir, sehingga masih perlu dikon­firmasi serta diklarifikasi ke berbagai pihak.

Polri, kata Boy, akan segera menelusuri informasi dari Haris itu untuk mencari kebenarannya. "Prinsipnya, info tersebut terus didalami dan ditindaklanjuti. Karena narkoba masuk dalam prioritas program kerja Polri," ujarnya.

Saat ditanya apakah polisi akan mengklarifikasi kepada pihak-pihak yang disebutkan dalam tulisan Haris, Boy mengatakan, belum ada rencana me­meriksa mereka. Begitu pula dengan rencana menemui pengacara Freddy Budiman.

"Belum pernah ketemu pengacaranya, belum ada rencana periksa nama-nama yang disebutkan juga," kata Boy.

Sementara Kepala BNN Komjen Budi Waseso menantang Haris untuk membuktikan kebenaran cerita bandar narkoba asal Jawa Timur itu.

"Saya tegaskan, saya akan tetap berkomitmen dalam mem­berantas peredaran gelap narko­tika hingga ke akar-akarnya dan mendukung terciptanya aparat penegak hukum yang bersih," kata Buwas.

Selain itu, BNN kata Buwas, akan mendukung aparat penegak hukum lain untuk mengusut tuntas kebenaran tersebut. Dia pun menegaskan apabila benar terbukti ada oknum yang terlibat maka akan ditindak tegas.

"Kalau terbukti ada oknum BNN yang membantu Freddy dalam melancarkan bisnis narko­banya, BNN akan beri sanksi tegas dan keras sesuai dengan aturan hukum," katanya.

Namun demikian, curhatan Freddy tidak bisa dikesampingkan. Karena selama ini, sudah banyak aparat penegak hukum yang dijerat dalam kasus narkoba. Freddy sendiri (dalam tulsan tersebut) bahkan mengaku prihatin dengan kon­disi ini. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya