Politisi yang satu ini digaÂdang-gadang bakal masuk kabiÂnet lewat reshuffle jilid II dalam waktu dekat ini. Saat dihubungi Rakyat Merdeka baru-baru ini, Idrus menjawab diplomatis saat ditanya soal peluangnya masuk kabinet. Dia membantah kabar dirinya diminta Presiden Jokowi untuk jadi menteri. Namun di sisi lain, ia mengatakan, tak menutup kemungkinan diÂrinya bakal jadi menteri. Hanya saja, ketika berbincang dengan Rakyat Merdeka kemarin, ia mengaku mendapat pesan dari Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto untuk fokus mengurus partai. Berikut ini penuturan Sekjen Partai Golkar ini terkait kemungkinannya jadi pembantu presiden;
Kabarnya Anda diminta jadi menteri?
Jadi, di mana pun ada, masuk menteri, masuk di partai itu kan juga adalah untuk kepentingan bangsa, rakyat. Nah Golkar ini sudah satu setengah tahun ini kan konflik. Kan perlu penanÂganan yang serius, pengurus yang lebih fokus.
Maksudnya, Anda diminta fokus untuk ngurus partai dulu?
Maksudnya, Anda diminta fokus untuk ngurus partai dulu?Jadi ketua umum bilang, baÂhasanya begini, Bang Idrus, kita sudah 20 tahun bareng dalam perjuangan. Biarlah kita sama-sama kita menuntaskan periode ini sampai 2019. Jadi ya udah, kita nggak masalah. Karena ini butuh keseriusan mengurus partai, dan selesaikan tugas ini. Gitu.
Lalu Anda dipanggil ke Istana itu buat apa dong?Apa itu, nggak... Yang pasti kan kalau bicara itu bicara unÂtuk masa depan bangsa, bicara tentang nasib rakyat, tentang masa depan, tentang kemajuan ke depan ini, bicara tentang daya saing Indonesia menghadapi persaingan global. Kita ini partai kan perlu keseriusan untuk diurus dengan baik. Supaya target-target politik seperti dicanangkan oleh Ketua Umum bisa tercapai.
Selain bicara soal bangsa, soal reshuffle dikomunikasiÂkan juga dengan Presiden?Ah nggak. Saya ketemu ada banyak orang. Ada dengan Pak Novanto, ada dengan Ical saja berÂdua, dan lain-lain bareng-bareng. Saya ketua pelaksana Rapimnas, salah satu agenda Rapimnas itu adalah kita membuat satu pembaÂhasan khusus terhadap perhadap pencalonan Jokowi sebagai capres pada 2019 yang akan datang. Ini selaku Ketua penyelenggara yang ngomong ya. Bukan sebagai Sekjen...
Buat apa Golkar tiba-tiba kasih dukungan pada Jokowi sebagai Capres tahun 2019? Ya saya kira gini lho ya. Dalam rangka untuk kesinambungan pembangunan ke depan. Melihat kinerja Jokowi selama ini, keÂmampuan eksekusi program pro-rakyat, kesamaan visi Jokowi dengan partai Golkar, maka kaÂlau ada putra terbaik bangsa kita dukung, dari mana pun dia.
Masak iya mau dukung pemerintah, tapi nggak diberi peran dalam kabinet?Ya kan saya kira, masak harus Sekjen, kan tidak. Jadi di partai ini kan banyak kader. Jadi perlu pembagian tugas, peran. Jadi ada di partai, ada di menteri, ada di anggota DPR-RI, ada di tempat-tempat lain lagi. Itu lah fungsinya partai.
Maksudnya, Anda lebih memilih tetap jadi Sekjen Golkar ketimbang jadi menÂteri?Bukan. Tidak bisa. Bukan saya yang milih. Tapi ini penuÂgasan. Ini partai kita gitu loh. Bukan gitu caranya.
Jadi gimana dong?Ya untuk sementara ini rasa-rasanya, saya masih diperankan sebagai Sekjen.
Sebenarnya Golkar mau apa tidak sih adanya reshuffle?Bukan. Jadi kita terserah pada Presiden. Karena undang-undang memberikan hak prerogatif keÂpada Presiden. Terserah Presiden mau memanfaatkan atau ndak. Kalau dilakukan pun reshuffle, kepentingan kita adalah bahwa reshuffle itu harus menjamin adanya peningkatan kinerja, efekÂtifitas kinerja, dan produktivitas kinerja. Dan siapa-siapa (yang dipilih) itu terserah Presiden. Bila diminta, kader Golkar cukup banyak untuk itu.
Berapa orang dari Golkar yang diminta jadi menteri?Saya belum tahu, tapi sampai sekarang ini saya masih ngurus partai... Karena Golkar ini butuh keseriusan untuk Golkar jaya, untuk Golkar menang.
Jadi saya sekarang ini masih fokus partai. Pada gilirannya mungkin peran saya berubah. Dari mengurus partai, menÂjadi menteri. Mungkin juga dari mengurus partai jadi anggota DPR. Mungkin juga dari menguÂrus partai, ada fungsi-fungsi lain yang ada di republik ini. ***