Anwar alias Rizal (26) sempat mekukan riset sebelum melarikan diri dari Rutan Salemba pada Kamis (7/7) pekan lalu.
Kepadatan pembesuk saat lebaran pun dijadikan momen penting untuk mengeksekusi rencananya menghirup udara segar.
"Anwar mengaku sudah mempelajari gerak-gerik sipir dua hari sebelum hari dia kabur," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Awi Setiyono, Jumat (15/7).
Menurut Anwar, saat sedang ramai, sipir tidak terlalu memeriksa pembesuk wanita di pintu masuk. Selain itu, terpidana kasus perkosaan dan pembunuhan tersebut pun melibatkan istrinya untuk melancarkan aksinya.
Bahkan, Anwar nekat mengancam cerai istrinya, Ade Irma Suryani jika tidak membawakan pakaian wanita yang akan digunakan untuk mengelabui sipir.
"Istrinya diancam akan diceraikan kalau nggak bawain baju wanita waktu besuk," tutur Awi.
Sedangkan untuk mengakali stempel yang dicap pada tangan pembesuk, Anwar mengakalinya dengan cara meniru menggunakan spidol.
Hal itu pun memuluskan Anwar dalam pelariannya ke kawasan Bogor, Jawa Barat.
Kepada petugas, Anwar mengaku 0nekat melarikan diri untuk berlebaran sekaligus membesuk orangtuanya yang sakit stroke.
"Alasannya kabur, mau nengok rang tua yang sakit stroke. Sekalian lebaran," papar Awi.
Tujuh hari buron, Anwar kembali dibekuk saat masih menikmati susasana lebaran di Kampung Barengkok Cina, Desa Batok, Kecamatan Tenjo, Jasinga Kabupaten Bogor, Kamis (14/7).
Anwar pun diketahui sempat kabur dari kejaran polisi sebelum akhirnya ditangkap di kawasan Perhutani tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Dia ditangkap di kawasan perhutanan, karena menghindari kejaran polisi," demikian Awi.
Seperti diketahui, Anwar merupakan narapidana kasus pemerkosaan dan pembunuhan siswi Madrasah Tsanawiyah Bogor, Jawa Barat berinisial AAP (14 tahun). Perbuatan sadis itu dilakukan Anwar di area Perhutani Petak 17 Resort Pemangkuan, Hutan Tenjo, Desa Pangaur, Jasinga, 22 Oktober 2015.
Anwar divonis hukuman penjara seumur hidup oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada 23 Juni lalu.
[wid]