Berita

joko widodo/net

Politik

Negara Yang Dijanjikan Jokowi Semakin Tidak Jelas

SELASA, 12 JULI 2016 | 15:40 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Kehadiran negara, yang direpresentasikan pemerintah, sejauh ini lebih berpihak pada kepentingan segelintir korporasi dan pemilik modal.

Hal ini dijabarkan lebih luas dalam Komunike Bersama Tokoh Nasional untuk Selamatkan NKRI. Komunike ini adalah hasil garapan Tim Perumus dari kegiatan silaturahmi para anggota WhatsApp Group Peduli Negara 1 pada 15 Juni lalu di Grand Sahid Jakarta.

Kelompok diskusi ini turut mengkaji janji Trisakti, sebagai fundamen pelaksanaan pemerintahan Jokowi dan Nawacita yang mengetengahkan kritik atas lemahnya sendi-sendi perekonomian nasional dan kepribadian bangsa. Selain itu pula, mendalami lagi konsep Revolusi Mental dan implementasinya.


Idealnya, pemikiran ideologis Jokowi ini mengarahkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019. Di sana dikatakan bahwa pembangunan nasional Indonesia lima tahun ke depan perlu memprioritaskan upaya mencapai kedaulatan pangan, kecukupan energi dan pengelolaan sumber daya maritim dan kelautan.

Seiring dengan itu, pembangunan lima tahun ke depan juga harus makin mengarah kepada kondisi peningkatan kesejahteraan berkelanjutan, warga berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakatnya memiliki keharmonisan antarkelompok sosial, dan postur perekonomian makin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas.

Faktanya, yang terjadi adalah negara tidak mampu mengendalikan perusahaan asing Freeport, sehingga mengizinkannya melanggar UU Minerba. Negara membiarkan "balon google" bebas mengambil data dan informasi spasial negara; negara tidak menjadikan masalah pesawat yang membawa orang asing mendarat di bandara domestik sebagai isu penting; negara mengobral murah sumberdaya dan potensi ekonomi kepada asing, khususnya China, tanpa memperhitungkan secara sungguh-sungguh risiko jangka panjangnya.

Negara tidak melindungi rakyat kecil, yang terlihat dari masifnya penggusuran-penggusuran demi keindahan kota. Bahkan, dalam penggusuran ini, pemerintah melibatkan TNI, yang seharusnya tidak boleh terjadi.

Dalam hal persatuan bangsa, kehadiran negara malah cenderung memecah belah, baik memecah belah partai politik, seperti Golkar dan PPP, serta memecah belah situasi tenang dengan keinginan pemerintah meminta maaf pada korban PKI. Pecah belahnya partai politik ini sejalan dengan keinginan Jokowi merangkul semua partai politik yang ada untuk masuk dalam rezim kepemimpinannya. Hal ini pada akhirnya membawa konsekuensi ketegangan politik antara partai pendukung Jokowi dengan partai-partai yang baru dirangkul.

Dalam hal komunisme, pemerintahan Jokowi terkesan memberi angin bagi bangkitnya paham ini. Sehingga, direspons dengan kekuatan kontra komunis yang semakin radikal, yang mempertajam konflik horizontal di akar rumput.

"Dari kedua situasi ini, negara yang dijanjikan Jokowi akan hadir menjadi semakin tidak jelas," demikian kutipan komunike itu.

Tim Perumus Komunike ini terdiri dari Ichsanuddin Noorsy, Syahganda Nainggolan, Buni Yani, Ferdinand Hutahaean, Samuel Lengkey, Tumpal Daniel, Djoko Edhie Abdurachman, dan M.Hatta Taliwang. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya