Pengangkatan Diaz Hendropriyono menjadi Staf Khusus Presiden seharusnya tidak dijadikan polemik berlebihan.
"Saya menyesalkan hal ini harus dibesar-besarkan. Seharusnya keberadaan kaum muda di lingkup Istana didukung dan disambut baik. Hal ini tentu memberi semangat dan perspektif segar di Istana," ujar Ketua Umum Relawan Muda Jakarta (Remaja), Riezky Delastama, kepada wartawan, Selasa (12/7).
Dari pengakuan Menteri Sekretaris Negara, surat Keputusan Presiden mengangkat anak ketiga Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono itu sudah berlaku beberapa hari. Diaz diangkat menjadi Staf Khusus bersamaan dengan tokoh intelijen Polri, Komjen Pol (Purn) Gories Mere.
Di mata Riezky, Diaz Hendropriyono adalah sosok muda berkompeten dan memiliki rekam jejak yang jelas. Latar pendidikannya pun cukup baik.
"Lain halnya jika seseorang yang tidak kompeten dipaksa mengisi jabatan tertentu. Saya rasa nada sumbang mengenai pengangkatan Diaz tendesius dan hasil ketidakpuasan beberapa pihak saja", ujar Riezky.
Dia menyatakan, tidak benar kabar Diaz merangkap banyak jabatan kenegaraan. Diaz memang pernah menjadi Staf Khusus Menko Polhukam, tetapi jabatan itu telah ditinggalkan sejak Agustus 2015. Jabatan sebagai Anggota Tim Transisi juga sudah berakhir sejak sanksi PSSI dicabut pemerintah.
"Beliau hanya menjabat Komisaris Telkomsel. Jabatan-jabatan lain seperti Dewan Komisaris Pertamina yang beredar di media massa, tidaklah benar," lanjutnya membela.
Menurut dia, jika ada pihak yang mangatasnamakan kelompok Relawan Jokowi, namun pada akhirnya memiliki tuntutan tertentu atau bersikap keberatan akan keberhasilan sesama teman perjuangannya yang diberi amanah terlebih dahulu, maka jiwa kerelawanannya patut dipertanyakan.
"Kaum muda saat ini lebih baik bersinergi dan saling mendukung untuk membangun negara. Tidak perlu risau jika belum mendapat kesempatan. Berusaha saja melakukan yang terbaik di bidangnya," pungkas Riezky.
[ald]
