Memasuki bulan Juli-Agustus 2016, kebakaran hutan dan lahan(karhutla) gambut kembali melanda beberapa provinsi di Indonesia di antaranya; Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat.
Dalam beberapa pekan lalu saÂja, hutan di dua kabupaten Riau yakni Pelalawan dan Siak sudah terbakar lebih dari 15 hektar. Dan berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru merilis keberadaan titik panas di kedua kabupaten tersebut mencapai 18 titik.
Di Sumatera Utara, BMKG mencatat ada 13 titik api yang tersebar di empat kabupaten yakni Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Simalungun dan Tapanuli Selatan. Sementara di Kalimantan Barat, kebaÂkaran hutan terjadi di Kabupaten Mempawah dan Sekadau. Areal yang terbakar mencapai belasan hektare.
Kondisi tersebut jelas mengÂhambat upaya restorasi lahÂan gambut yang dikomandoi pria ini. Nazir hanya bisa meÂmaparkan rencananya untuk merestorasi hutan dan lahan yang terbakar.
"Nantinya daerah gambut yang terbakar, dianalisis dan dievaluÂasi oleh BRG. Daerah gambut yang terkena dampak kebakaran saat ini nantinya dijadikan arealrestorasi," kata Nazir kepada
Rakyat Merdeka, kemarin. Berikut petikan wawancaranya;
Karhutla gambut kemÂbali terjadi, pandangan BRG apakah akan kembaliterjadi bencana seperti tahun lalu?Soal tersebut lebih tepat ke Kementerian LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Kami hanya memantau, patroli penceÂgahan dan pemadaman.
Tetapi tentunya karhutla itu sangat berpengaruh terhadap program restorasi yang sedang dilakukan BRG?Pokoknya nantinya daerah gambut yang terbakar, dianalisis dan dievaluasi oleh BRG.
Selanjutnya?Daerah gambut yang terkena dampak kebakaran saat ini nantiÂnya dijadikan areal restorasi.
Proses restorasinya nantiÂnya bagaimana?Nanti tidak boleh lagi ditanami akasia misalnya.Itu keÂmungkinan yang paling menanÂtang untuk menyamakan sikap atas zona lindung yang harus direstorasi.
Untuk hutan dan lahan gamÂbut yang direstorasi, sejauh iniperkembangannya bagaimana?Hingga saat ini, BRG bekerja dengan universitas,masyarakat, NGO (Non Governmental Organization) dan Pemda. Kami sudah memulai kerja restorasi di Kabupaten Pulang Pisau (Kalteng) dan Kabupaten Meranti (Riau).
Memangnya wilayah-wilayah itu yang jadi prioritas BRG?Kalimantan Tengah merupakan salah satu dari tujuh provinsi diIndonesia yang mendapat prioriÂtas pemulihan fungsi hidrologisgambutnya. Pemulihan atau restorasi itu dilakukan dalam kurun 2016-2020.
Lantas di wilayah lain baÂgaimana?Untuk di wilayah lain, tim dari BRG masih merancangnya.
Kapan selesai rancangannya?Peta prioritas restorasi masih dalam tahap finalisasi. Saya kira akhir Juli ini ramÂpung. Sudah tiga minggu kita mendapatkan masukan dari 32 sumber.
Sejauh ini kendala yang dihadapi BRG sendiri apa saja?Belum ada yang signifikan. Hanya kemarin saja ada data dari perusahaan yang tidak masuk, namun sekarang sudah beres.
Artinya hambatan itu belum ada dampaknya?BRG kan memetakan mana daerah lindung, mana daerah konsesi perusahaan.
Berapa besar luas wilayah yang jadi target restorasi BRG?Data BRG, dari total 2.681.441 hektare lahan gambutyang akan direstorasi, selain Kalimantan Tengah, yang terluas adalahSumatera Selatan, yakni 1.972.749hekÂtare, Riau 938.485 hektare.
Restorasi juga dilakukandi Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Jambi, Riau, dan Papua. ***