Berita

ilustrasi/net

Pertahanan

Kelompok Penggemar ISIS Di Indonesia Sedang Bersemangat

SELASA, 05 JULI 2016 | 14:27 WIB | LAPORAN:

Sepekan terakhir, kelompok teror ISIS dikabarkan mengganas. Mereka menggelar serangan teror di berbagai negara antara lain Turki, Perancis, Irak, Bangladesh, dan terakhir di Arab Saudi pada Senin malam.

Rangkaian serangan itu dikaitkan dengan ancaman seorang petinggi ISIS pada bulan Mei lalu bahwa Ramadhan kali ini akan jadi bulan yang sangat berdarah-darah bagi musuh mereka.

"Bukan mengecilkan makna peristiwa di Arab Saudi, otoritas Indonesia perlu lebih waspada terhadap potensi model serangan Turki dan Perancis terjadi di sini," ujar peneliti terorisme dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi kepada wartawan, Selasa (5/7).


Selain karena sudah terbukti terjadi di kawasan Thamrin pada Januari lalu, situasi dan kondisi Indonesia memang lebih memungkinkan model serangan teroris seperti terjadi di Bandara Istanbul Turki dan serangan terhadap aparat kepolisian.

Baginya, rangkaian serangan ISIS belakangan ini menunjukkan bahwa ISIS belum mengidentifikasi jelas musuh ideologisnya. Serangan ISIS lebih menggambarkan motif ekonomi-politik terkait aset, sumber daya dan teritorial.

Terkait Indonesia, ia mengingatkan bahwa masih sangat rentan terhadap aksi-aksi terorisme. Meski demikian, ia meragukan afiliasi langsung ISIS dengan kelompok-kelompok teror di Indonesia.

"Saya melihat mereka sebagai kelompok penggemar yang terinspirasi dan terus berupaya memelihara korespondensi dengan kekuatan-kekuatan utama ISIS di Timur Tengah. Juga mengajukan proposal bagi kiprah ISIS di Asia Tenggara dan sebagai daerah persiapan untuk menyerang Australia," jelasnya.

Rangkaian serangan "kampanye horor" ISIS pekan ini, menurutnya bisa saja memotivasi mereka untuk kembali antusias berkorespondensi dan mengingatkan proposal-proposal yang telah diluncurkan.

"Tentu saja 'reminder' itu bukan sekedar surat, melainkan penanda. Berupa serangan kecil, simultan, sporadis dan acak, meski sasaran ruang publik dan aparat keamanan terutama yang relatif lemah, tetap yang paling potensial," tambah Fahmi. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya