Ada sejumlah aturan khususnya terkait impor yang harÂus disempurnakan agar target harga daging sapi yang dipatok Rp 80 ribu oleh Presiden benar-benar terealisasi.
Selain itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono mengatakan, perlu ada penguatan peternak dalam negÂeri seperti subsidi dan dukungan infrastruktur sehingga tidak tertindas oleh kebijakan dagÂing impor. Berikut wawancara selengkapnya;
Keran impor sudah dibuka, tapi harga daging tetap di atas Rp 100 ribu. Ini bagaimana ceritanya?
Kalau memasukkannya tidak sesuai schedule, yang terjadi ya kekurangan dong. Karena yang sudah dikeluarkan izinÂnya itu tidak dimasukin oleh importir yang besar, maka suplai di bawah itu akan (terÂganggu).
Kalau memasukkannya tidak sesuai schedule, yang terjadi ya kekurangan dong. Karena yang sudah dikeluarkan izinÂnya itu tidak dimasukin oleh importir yang besar, maka suplai di bawah itu akan (terÂganggu).
Barangkali ada unsur kesengaÂjaan, agar harga tetap tinggi?Saya pikir regulasi perlu kita sempurnakan untuk mendisiÂplinkan. Agar semua perhitunÂgan-perhitungan yang sudah kita rencanakan, masuknya sesuai perhitungan. Agar pasar diberi kepastian. Karena dengan suplai yang kurang, kan pasar tidak diberi kepastian.
Regulasi yang mana itu?Ya nanti kita akan tinjau kemÂbali, dan kita jajaki bahwa nanti mengeluarkan izin tidak lagi model semesteran.
Jadi?Kapan dibutuhkan, diajukan dan kapan masuk. Tapi ini belum menjadi sebagai suatu keputuÂsan, kita sedang membahas itu. Kita perlu tinjau kembali pembeÂrian kuota impor semesteran ini. Menteri pertanian mengusulkan bahwa periodeisasi perlu kita tinjau lagi. Ya pas harga lagi tinggi, suplai kita tambah. Tapi kalau misalnya harga sudah normal, kita harus lindungi harga peternak, impor jangan dikasih banyak-banyak.
Kenapa?Itu untuk membuat situasi pasar menjadi lebih tenang dan berkepastian.
Tapi kuota izin impor ini kan rekomendasinya atas perÂhitungan Kementan?Iya. Dan perhitungan ini kita bahas bersama dengan menteri perdagangan, menteri perinÂdustrian. Karena kita juga harus menghitung pasokan daging untuk industri.
Jadi siapa yang berwenang menegur importir yang tidak mampu mencukupi kuota imÂpornya sesuai jadwal?Sama-sama, Kementan yang memberikan rekomendasi harus negur juga. Juga Kementerian Perdagangan. Tapi dasar di dalam aturan yang ada sudah jelas, apabila izin yang diberikan mereka realisasinya itu rendah, maka izin selanjutnya akan diberikan sesuai kemampuan mereka yang masuk itu.
Apa itu efektif?Memang itu tidak cukup efekÂtif. Ini akan kita rumuskan kemÂbali lah.
Anda melihat, apa sebeÂnarnya penyebab tidak mamÂpunya importir mencukupi kuota daging ini?Begini, kalau saya mencoba memahami dunia usaha ya, prosÂes impor ini kan membutuhkan waktu. Nggak bisa orang bawa duit ke Australi langsung dapat barang. Mereka (produsen) tentu bekerja dengan kontrak. Di sana juga ada perhitungan berapa yang siap untuk dipanen.
Maka tidak serta merta sepÂerti itu, tunggu dulu menenuhi kontrak sebelumnya. Tentu dengan adanya permintaan yang tiba-tiba, mereka tidak akan mengorbankan
order yang sebeÂlumnya.
Tapi intinya, pengaturan yang kita lakukan harus bisa mencipÂtakan iklim yang berkepastian. Baik dari hulunya, maupun di retailnya. Kontinyuitas dan konÂsistensi dari
supply itu yang keÂmudian akan menyelamatkan.
Tahun depan gimana nih?Dengan pengalaman 2016 ini, ke depan kita sudah punya juruslah. ***