Berita

tersangka pemalsu vaksin/net

Hukum

Jokowi Perlu Bentuk Tim Khusus Tuntaskan Vaksin Palsu

SELASA, 28 JUNI 2016 | 20:26 WIB | LAPORAN:

Terkuaknya vaksin palsu yang sudah diproduksi dan dijual sejak tahun 2003 menandakan ada yang salah dalam pengawasan peredaran produk kesehatan. Imbauan pemerintah agar masyarakat tidak panik harus ditindaklanjuti dengan mengoreksi total sistem pengawasan peredaran vaksin dan menutup semua celah-celah yang memungkinkannya terulang kembali.

Jika perlu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas peredaran vaksin palsu. Mengingat, pemalsuan vaksin jelas membahayakan kesehatan anak.

"Makanya imbauan pemerintah agar masyarakat tidak panik harus ditindaklanjuti dengan memberi keyakinan bahwa kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi. Jangan sampai antusiasme dan kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi pudar gara-gara peristiwa ini," jelas Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris saat kunjungan kerja di Maluku Utara (Selasa, 28/6).


Menurutnya, tim khusus untuk mengusut tuntas kasus vaksin palsu terdiri dari lintas sektoral, seperti kepolisian, Kementerian Kesehatan, Badan POM, Asosiasi Profesi Kesehatan, organisasi masyarakat, akademisi, serta tentunya pemerintahan daerah.

Pembentukan tim khusus perlu untuk menuntaskan peredaran vaksin palsu tidak terdeteksi selama 13 tahun. Selain juga memastikan penegakan hukum berjalan tegas, serta menemukan formulasi bahwa tidak akan ada lagi kasus serupa. Termasuk formulasi perubahan regulasi jika selama ini dianggap membuka banyak celah peredaran obat dan vaksin palsu.

"Banyak dimensi dari peredaran vaksin palsu ini, bukan hanya soal pelanggaran hukum. Makanya perlu tim khusus. Tidak seperti obat di mana masyarakat masih lebih kritis soal obat asli atau palsu, untuk soal vaksin, masyarakat mempercayakan penuh kepada pemerintah dan sebagian besar masyarakat pasti tidak menyangka bahwa selama ini terjadi peredaran vaksin palsu," beber Fahira.

Terungkapnya peredaran vaksin palsu harus dijadikan momentum bagi pemerintah dalam hal ini Kemenkes untuk memulai gerakan masif bersama-sama memerangi praktik pemalsuan obat dan vaksin.

"Bangun kesadaran agar semua fasilitas kesehatan tergerak untuk memastikan semua vaksin yang dipunyai aman. Masyarakat umum juga diberikan informasi yang intensif agar secara kasat mata mengetahui seperti apa ciri-ciri vaksin palsu," tegas Fahira. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya