Berita

tito karnavian/net

Hukum

Harapan KPK, Tito Bisa Tingkatkan Koordinasi Supervisi

JUMAT, 17 JUNI 2016 | 17:43 WIB | LAPORAN:


RMOL.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap terpilihnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian menjadi calon Kapolri bisa meningatkan sinergitas pemberantasan korupsi antara Polri dengan KPK.

Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang mengharapkan koordinasi supervisi antara KPK dengan Polri bisa terus berjalan dan mengalami peningkatan. Dengan begitu, indeks persepsi korupsi di Indonesia terus membaik

"Harapan kita supervisi koordinasi tentang pencegahan dan penindakan selama ini bisa terus berlangsung, agar indeks persepsi kita bisa mencapai 50 dalam beberapa tahun ke depan," ungkap Saut melalui pesan singkatnya, Jumat (17/6)

"Harapan kita supervisi koordinasi tentang pencegahan dan penindakan selama ini bisa terus berlangsung, agar indeks persepsi kita bisa mencapai 50 dalam beberapa tahun ke depan," ungkap Saut melalui pesan singkatnya, Jumat (17/6)

Sebelumnya Wakil Ketua KPK Laode M Syarief menyambut baik pilihan Presiden Joko Widodo kepada Tito sebagai calon Kapolri. Syarif mengharapkan mantan Kapolda Metro Jaya itu lolos dalam uji kelayakan dan kepatutan di DPR.

"Kami mengucapkan selamat. Semoga di approve DPR," kata Syarief di Gedung KPK, beberapa waktu lalu.

Tito yang pernah menjabat sebagai Kepala Polda Metro Jaya itu saat ini tengah menjabat sebagai Kepala BNPT. Tito juga dinilai punya sejumlah prestasi ketika menjadi Kapolda Papua dan Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

Nama Tito sebenarnya tidak masuk dalam daftar bursa calon Kapolri yang diusulkan Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) ke Kompolnas dan diteruskan ke Presiden.

Meski begitu, ternyata Presiden punya sikap dan penilaian sendiri. Di luar nama yang diusulkan Wanjakti ke Kompolnas itu, Presiden memilih Tito yang merupakan lulusan terbaik Akademi Polisi tahun 1987 untuk menggantikan Badrodin sebagai Tribrata Satu.

Nama Tito juga muncul dalam rekaman perbincangan antara mantan Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha minyak M. Riza Chalid dan mantan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

Dalam transkrip skandal Papa Minta Saham itu disebutkan bahwa penunjukan Tito sebagai Kapolda Metro Jaya atas permintaan Jokowi. Hal ini jugalah yang membuat Tito melenggang tanpa halangan menuju Trunojoyo satu. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya