Berita

La Nyalla Mattalitti:net

Nyalla Belum Mau Buka Mulut

Diberondong 60 Pertanyaan
JUMAT, 10 JUNI 2016 | 08:35 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

La Nyalla Mattalitti belum mau buka mulut. Dicecar 60 pertanyaan oleh penyidik kejaksaan, tersangka dugaan dana hibah Kadin Jawa Timur itu tak mau menjawab. Kemarin, Nyalla memang diperiksa lagi di Kejagung. Ini pemeriksaan ketiga kalinya sebagai tersangka.

Mengenakan baju batik coklat dibalut rompi tahanan berwarna merah muda, Nyalla yang didampingi kuasa hukumnya, Togar Manahero dan Fahmi Bachmid, berjalan cepat ke dalam gedung tempat JAM Pidsus berkantor sekitar pukul 10.30 WIB.

Sebelum masuk, Nyalla sempat berseloroh kepada wartawan. "Kebenaran bisa disalahkan tapi kebenaran tidak bisa dikalahkan, ingat itu," ujarnya. Setelah itu, dia meminta doa. "Minta doanya ya," ucapnya seraya berjalan menuju pintu masuk gedung bundar.


Nyalla digarap selama tujuh jam. Begitu keluar, dia menantang jaksa untuk membuktikan kasus yang menjeratnya. "Buktikan saja, yang pasti saya tidak bersalah dan sehat," tegasnya. Setelahnya, dia langsung masuk ke dalam mobil tahanan. Menurut pengacaranya, Fahmi Bachmid, Ketum PSSI nonaktif itu dicecar 60 pertanyaan oleh penyidik. Dari 60 pertanyaan itu, 37 di antaranya mengarah ke dugaan tindak pidana pencucian uang. "Ada 37 pertanyaan tentang TPPU dan 23 pertanyaan tentang korupsi," ungkap Fahmi usai menemani kliennya dalam pemeriksaan.

60 pertanyaan itu dijawab Nyalla dengan satu jawaban, "Saya keberatan memberikan keterangan". "Bukan diam, tapi (La Nyalla) menyatakan 'Saya keberatan memberikan keterangan karena penetapan saya sebagai tersangka dan objeknya itu tidak sah'," ujar Fahmi menirukan perkataan kliennya.

Fahmi mengatakan, jawaban yang diucapkan Nyalla tidak akan merugikan kliennya. Sebab, putusan praperadilan sudah tiga kali memenangkan kliennya. "Dia dinyatakan menang dalam praperadilan maka penetapan tersangka dan objeknya tidak sah," tandasnya

Pengacara Nyalla lainnya, Aristo Pangaribuan mengatakan, penyidik kejaksaan belum menyentuh perihal temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terhadap rekening Nyalla. Dia juga tidak keberatan apabila ditelusuri juga rekening pihak keluarga Nyalla.

PPATK menemukan ada sekitar Rp 100 miliar masuk dalam rekening pribadi Nyalla, keluarga dan perusahaannya. Transaksi mencurigakan terjadi dalam kurun waktu 2010 hingga 2013. Uang itu diduga dana hibah yang seharusnya masuk ke Kadin Jawa Timur. Namun, disalahgunakan dan masuk ke rekening pribadi dan keluarganya.

Kejaksaan tak mempermasalahkan bungkamnya Nyalla. Kepala Kejati Jawa Timur Maruli Hutagalung justru menilai sikap itu bakal merugikan Nyalla sendiri. "Jelas merugikan dia lah. Itu artinya dia tidak akan punya pembelaan di berkas perkara. Tidak masalah, nanti kita lihat di pengadilan seperti apa," kata Maruli saat dihubungi wartawan. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya