. Kisruh organisasi tidak hanya terjadi pada kalangan bawah, namun juga terjadi pada kalangan terdidik seperti organisasi kealumnian Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Organisasi ini terancam pecah lantaran Ketua Iluni UI Nirmala Chandra Motik dinilai mengabaikan aturan organisasi AD/ART.
Gugatan hukum ditayangkan Herry Hernawan. Dalam rilis yang diterima, Rabu (8/6), alumni FHUI tahun 1980, dia mengatakan kalau gugatannya besok (Kamis, 9/6) akan ditayangkanke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan tergugat adalah ketua ILUNI UI yang mandatnya sudah berakhir 27 November 2014.
Menurut Herry, Nirmala Chandra Motik seharusnya menjabat hanya 3 tahun dari 2011-2014, namun sampai Juni 2016 (19 bulan) memimpin organisasi Iluni UI tanpa mandat dan menyelenggarakan pemilihan Ketua Iluni dan Musyawarah Nasional atas nama Organisasi Iluni UI tanpa mengikuti ketentuan yang berlaku.
Kepengurusan Chandra Motik juga menetapkan uang hangus 45 Juta rupiah untuk kandidat yang mau maju sebagai ketua Iluni UI.
Herry menilai, langkah Nirmala Chandra Motik yang dikenal dengan ayunda ini telah memalukan almamater Universitas Indonesia karena menjalankan keorganisasian tanpa aturan main. Ayunda dianggap lalai dan melakukan penyimpangan organisasi untuk menguntungkan diri atau kelompoknya sendiri menggunakan nama besar UI dan Iluni
"Ini tidak boleh dibiarkan, karena Iluni UI adalah milik bersama alumni," tegas Herry yang juga merupakan alumni karateka UI.
Herry menyoroti masalah Munas Ilnuni UI pada Sabtu, 28 Mei 2016 lalu yang dinilainya Munas akal-akalan dan amatiran. Munas Iluni UI tersebut tidak memiliki SK Munas tentang Pengesahan AD/ART 2016.
Munas tersebut menetapkan dalam anggaran rumah tangga 2016, pada pasal 26 Ketentuan Peralihan antara lain ditetapkan perpanjangan masa jabatan kepengurusan Iluni UI periode 2011-2014 sampai dengan ditutupnya musyawarah Nasional VII Iluni UI 2016 pada tanggal 31 Juli 2016.
Kejanggalan lain Munas Iluni UI tanggal 28 Mei 2016 lalu menurut dia, diselenggarakan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh peserta terbatas saja. Alumni UI lainnya tidak boleh sekedar hadir mendengarkannya. Hal ini bertentangan dengan Mukaddimah AD/ART Iluni UI dimana asas kekeluargaan adalah Ruh Organisasi.
"Pada Munas-Munas sebelumnya anggota Iluni UI yang bukan peserta diperbolehkan masuk dan di ruangan luar disediakan Layar Besar untuk menyaksikan jalannya Munas dan juga disediakan konsumsi untuk yang hadir," demikian Herry.
[ysa]
