Berita

ilustrasi/net

Demokrasi Harus Kuat Untuk Habisi Korupsi

SABTU, 04 JUNI 2016 | 05:48 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

RMOL. Untuk memberantas korupsi maka demokrasi harus kuat. Sementara demokrasi yang tanggung, itu merupakan tanda-tanda atau indikasi menuju negara gagal.

"Negara paling korup di dunia ini adalah negara-negara non-demokrasi. Sementara negara yang demokrasinya terkonsolidasi dengan kuat, ngka korupsinya rendah atau bahkan minim sekali," kata politikus Partai Gerindra yang menjabat anggota DPRD DKI Jakarta Komisi C, Aristo Purboadji, saat berbincang, Jumat malam (3/6).

Karena itu, Aristo pada tahun 2015, menulis buku Demokrasi Kuat, Mimpi Buruk Koruptor. Buku ini diberi pengantar oleh Ketua KPK saat itu, Taufiqurrahman Ruki.


"Saya tulis ini buku ini karena Ketum partai saya, Pak Prabowo Subianto, sangat menekan pentingnya anti-korupsi itu," ungkap Aristo.

Komitmen Aristo pada pemberantasan korupsi pun dilakukan langsung dengan melaporkan harta kekayaan pada KPK. Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Aristo pun menjadi pelopor di DPRD DKI Jakarta.

"Mungkin saya satu-satunya anggota dewan di Jakarta yang berikan LHKPN. Saya ingin ciptakan persaingan baik untuk mengajak yang lain mau melaporkan juga," ungkapnya.

Langkah Aristo selanjutnya adalah hendak menampung ide dari banyak LSM antikorupsi, sehingga fungsi DPR bisa dioptimalkan untuk menggerakkan antikorupsi. Sebab fungsi DPR selama ini justru banyak menjadi bahan korupsi. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya