Menteri Administrasi Pembangunan, Tenaga Kerja dan Sosial Qatar Dr. Eisa Saad A. Al-Naimi menyambut baik undangan Menteri Ketenagakerjaan RI M. Hanif Dhakiri untuk investasi di bidang pelatihan tenaga kerja di Indonesia.
Menteri Al-Naimi mengungkapkan hal itu dalam pertemuannya dengan Menteri Hanif di kantornya di Doha pada Rabu (25/5).
"Kami tertarik untuk investasi di bidang pelatihan tenaga kerja di Indonesia. Qatar masih membutuhkan banyak tenaga kerja profesional di berbagai bidang dan skema investasi pelatihan kerja merupakan jalan yang baik agar kedua belah pihak dapat memantau proses dan mutu dari penyiapan tenaga kerja profesional," kata Menteri Al-Naimi sebagaimana dikutip Menteri Hanif.
Walau mengalami penurunan pasar tenaga kerja akibat merosotnya harga minyak mentah dunia, Qatar masih gencar melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai bidang. Seperti industri pengolahan, transportasi, gedung perkantoran, hotel dan lainnya. Kebutuhan akan operator, teknisi, mekanik, manajer, dan insinyur juga masih tinggi.
Dalam pertemuan, Menteri Al-Naimi juga menyampaikan bahwa pada tahun ini, Indonesia diberikan peluang untuk mengisi 24 ribu lowongan kerja di berbagai bidang di negara penghasil gas terbesar di dunia itu. Saat ini, jumlah tenaga kerja Indonesia di Qatar mencapai 40 ribu orang, dari jumlah itu, tujuh ribu diantaranya pekerja profesional, tiga ribu pekerja semi-skilled, dan selebihnya adalah pekerja sektor rumah tangga.
"Kami senang jika pihak Indonesia dapat menyediakan daftar dan spesifikasi pekerja profesional Indonesia yang tersedia, serta proposal mengenai investasi bidang pelatihan tenaga kerja. Kami nanti akan koordinasikan dengan lembaga-lembaga terkait di Qatar," jelas Menteri Al-Naimi.
Dalam pertemuan yang berlangsung satu jam itu, Menteri Hanif didampingi Dubes RI untuk Qatar Muhamad Basri Sidehabi, Dirjen Binapentasker Hery Sudarmanto dan Dirjen Binalattas Khairul Anwar. Menteri Hanif bertemu dengan Menteri Al-Naimi dalam lawatannya ke Timur Tengah.
Sehari sebelumnya, Menteri Hanif juga melakukan pertemuan dengan Menteri Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial Saudi Arabia Mufarrij Al-Haqbani. Dalam pertemuan, Menteri Hanif juga menyampaikan beberapa kebijakan soal penempatan tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah.
Dia meminta pemerintah Arab Saudi lebih memberikan perhatian terhadap berbagai persoalan yang terjadi. Selain, masalah yang menimpa tenaga kerja informal yang masuk sebelum penutupan maupun setelah penutupan karena adanya kebijakan sepihak pemerintah Saudi.
Lebih jauh, Menteri Hanif juga meminta pemerintah Saudi ikut membantu ribuan pekerja Bin Laden asal Indonesia yang sampai saat ini belum menerima haknya.
Seperti halnya Qatar, Menteri Al-Hagbani juga meminta penempatan tenaga kerja domestik untuk pekerja rumah tangga (PRT) asal Indonesia kembali dibuka. Meski disampaikan tegas oleh Menteri Hanif bahwa permintaan tersebut belum dapat dipenuhi pemerintah Indonesia.
Menteri Hanif menambahkan bahwa keinginan Saudi agar penempatan PRT Indonesia dibuka kembali belum layak bicarakan saat ini.
[wah]